Kisah Sukses PCNU Magelang Miliki Bank NU dan Aset Miliaran Rupiah
Sabtu, 17 Juni 2023 | 21:30 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Jakarta, NU Online
Luar biasa. Mungkin kata itu yang pantas diungkapkan untuk kesuksesan yang telah diraih Pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan KH Achmad Izzudin, PCNU Magelang mampu mengelola berbagai jenis unit usaha di antaranya adalah Bank NU Syariah yang saat beromset mencapai Rp46 miliar.
Bukti keberhasilan pengelolaan ekonomi ini juga terlihat dari kepemilikan pertama 2 unit bus senilai Rp2,5 miliar, dan saat ini armada bus yang dimiliki PCNU Magelang sebanyak 5 unit. Selain bus, PCNU Magelang juga sudah memiliki sekitar 40 unit ambulans gratis yang awalnya hanya 3 unit dalam kurun waktu 3 tahun.
Saat ini Badan Usaha Milik NU (BUMNU) PCNU Magelang juga sudah memiliki wujud kemandirian ekonomi seperti NU Mandiri grosir, NUmart, PT Baraka NUgo International, dan Apotek N26
KH Achmad Izzudin mengatakan bahwa capaian yang sudah dilakukan ini menurutnya berdasar pada komitmen bagaimana bisa menghidupi Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Pengurus dan warga NU Magelang bertekad untuk mewujudkan harapan para pendiri Ulama.
"Jangan mencari hidup di NU dan saatnya kita bersama bagaimana bisa menghidupi Jam'iyah Nahdlatul Ulama," tegasnya dalam video yang diunggah kanal Youtube NU Online, Sabtu (17/6/2023).
Sementara Direktur Utama BNU Alief Dony mengatakan bahwa dalam melakukan pengkhidmatan, PCNU Magelang menggunakan 5 pilar kemandirian ekonomi. Pertama adalah dengan melakukan terobosan yang diberi nama lumbung dana.
"Secara sederhana kalau dulu zaman penjajahan ada lumbung padi, kalau di sini kita mengawal dengan berkumpulnya dana sebanyak mungkin dari punya warga NU untuk ditampung. Selanjutnya kita bisa berdayakan untuk penguatan-penguatan ekonomi dan observasi potensi ekonomi," katanya.
Keberhasilan ini juga menurutnya merupakan buah dari keberanian KH Achmad Izzudin yang luar biasa yang melakukan gebrakan di bidang ekonomi perbankan. Terlebih, masih jarang warga NU yang berani memasuki dan mengambil peluang di dunia ekonomi perbankan.
Berawal dari langkah membentuk NUpreneur, PCNU Magelang melakukan akuisisi sebuah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) swasta untuk dikelola NU dan diganti nama menjadi BNU.
"Kita coba dampingi kurang lebih selama setengah tahun. Dari tadinya setiap bulan laba ruginya selalu minus, minus, minus, terus. Alhamdulillah mulai bulan ke-5, ke-6 mulai ada surplus. Naik-naik terus," jelasnya.
Saat awal akuisisi, aset di angka Rp12 miliar dan saat ini sudah mencapai Rp46 miliar. Pertumbuhan BNU cukup signifikan. Dalam 3 tahun, pertumbuhan aset BNU mencapai 300 persen dengan nasabah mencapai 3.900 nasabah penabung dan nasabah lain seperti deposito dan pembiayaan.
Baca Juga
Kemandirian NU, Kemandirian Indonesia
BNU juga merupakan bank yang mendapatkan penjaminan di bawah OJK sehingga betul-betul aman bagi para nasabah menabung di BNU Syariah. BNU saat ini sudah mampu melakukan pendampingan kegiatan NU di tingkat kabupaten sampai dengan ranting serta membantu kegiatan usaha warga NU melalui dana keberpihakan.
NUMart
Sementara terkait NUMart, Kiai Izzuddin menjelaskan bahwa usaha ritel ini didesain secara modern yang meringankan beban masyarakat dalam berbelanja. Harga di NUmart Magelang sangat kompetitif dibanding dengan harga yang ada di pasaran.
Dengan manajemen modern saat ini, beberapa NUmart yang dikelola di salah satu lokasi bisa menghasilkan keuntungan bersih 125 juta dalam 6 bulan. Oleh karenanya ke depan sedang dilakukan upaya agar 21 MWC yang ada di Magelang memiliki NUmart semua.
Baca Juga
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Nahdliyin
NUmart ini juga lanjutnya mempunyai kearifan lokal dengan menjual produk-produk dari warga dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa kita akomodir. Saat ini ada 28 UMKM yang bekerjasama dipasarkan produknya di NUmart dengan space khusus.
Seperti produk air kemasan bernama BAQNU yang mampu terjual sebanyak 130.000 karton dalam setahun. Ini berarti setiap bulan, BAQNU terjual lebih dari 10.000 karton.
"Orang NU belinya produk NU," katanya.
Berawal dari Koin NU
Proses awal kemandirian ekonomi di Kabupaten Magelang adalah dengan membangun kepedulian dan perhatian warga Nahdlatul Ulama. Program Koin NU menjadi media silaturahim pengurus kepada warga.
"Koin NU ini singkatannya adalah Konsolidasi Internal Nahdlatul Ulama. Di kotak ini ada by name, by address, nomor WA. Database ini yang kita kelola," jelas Alief Dony.
Pengadaan kotak ini jelasnya diawali dengan dana 100 juta yang di-support oleh Bank NU dengan harga kotak masing-masing Rp8 ribu. Saat ini sudah lebih dari 120.000 kotak koin tersebar di Magelang dengan penghimpunan dalam 1 bulan mencapai Rp1 miliar.
Dana koin tersebut digunakan untuk 5 bidang yaitu sosial keagamaan, kesehatan, pendidikan, tanggap bencana, dan pemberdayaan ekonomi. Dana pertama yang dikumpulkan dari koin ini menurutnya dianggarkan untuk membeli ambulans gratis yang memberi manfaat bagi masyarakat. Dalam pembeliannya, dana ambulans didukung dana awal dari BNU yang kemudian diangsur melalui pendapatan koin.
Bus NU
Pengadaan armada Bus NU milik PCNU Magelang didasari atas tingginya aktivitas berziarah warga NU. Bus ini melayani aktivitas warga yang ingin melakukan perjalanan sehingga diberi nama Bus NU GO.
Setelah melalui observasi dan kalkulasi ekonomi melalui pengadaan bus, maka diputuskan untuk membeli armada bus. Saat ini okupasi dari bus ini juga melebihi prediksi sehingga para pengguna harus mengantre untuk jadwal penggunaannya.
Pengelolaan bus yang saat ini sudah ada sebanyak 5 unit ini ditangani oleh PT Baraka Nugo International yang izinnya sudah masuk trayek antarkota antarprovinsi. Bukan hanya sebatas penggunaan untuk pariwisata.
Kunci kesuksesan
Dalam menjalankan semua usaha ini menurut Kiai Izuddin, pasti memiliki tantangan tersendiri. Namun, segala tantangan bisa dihadapi dengan kunci utamanya adalah transparansi diantara semua manajemen dan juga pengurus.
"Kedua adalah bagaimana kita menguatkan warga untuk betul-betul mendukung program yang menjadi milik kita bersama ini," katanya.
PCNU Magelang juga melakukan rekrutmen tenaga profesional dalam menangani bidang-bidang usaha ini. Hampir ada 80 tenaga profesional yang menanganinya dan merupakan tugas berat juga dalam mencari SDM yang profesional tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam mencari sumber daya manusia ini di antaranya adalah sulitnya mencari sosok yang kompeten dan mau mengabdi NU. Poin penting dalam hal ini adalah menemukan SDM yang bisa berkhidmat secara profesional.
Dalam tayangan tersebut, Kiai Izuddin juga mengajak kepada semua PCNU di Indonesia untuk unit-unit usaha milik jamiyyah NU yang mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Kita wujudkan bersama kemandirian di jamiyyah Nahdlatul Ulama ini, tidak hanya dari Magelang Jawa Tengah dan tentunya di seluruh Indonesia," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua