Daerah

Kurangi Sampah Plastik, Roushon Fikr Jombang Bungkus Daging Kurban dengan Besek

Senin, 12 Agustus 2019 | 15:30 WIB

Kurangi Sampah Plastik, Roushon Fikr Jombang Bungkus Daging Kurban dengan Besek

Besek sebagai ganti kantong plastik untuk bungkus daging kurban

Jombang, NU Online
Yayasan Roushon Fikr melalui lembaga zakatnya, Lembaga Dana Sosial (LDS) menyelenggarakan ibadah kurban dengan cara yang agak berbeda. 
 
Yayasan yang menaungi berbagai unit lembaga pendidikan. Seperti kelompok bermain, SDI, dan SMPI Roshoun Fikr juga SMPI Brawijaya  bermarkas di Desa Jagalan, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini mengemas daging kurban menggunakan besek bambu dan daun jati. 
 
Bendahara Yayasan Roushon Fikr, H Didin Ahmad Sholahudin mengungkapkan, Yayasan yang dikelolanya berupaya mendidik sejumlah anak asuhnya untuk mengurangi sampah plastik saat berkurban. Ia menilai pendidikan semacam itu perlu ditanamkan di lingkungan lembaganya.
 
"Ikhtiar ini dilakukan Yayasan Roushon Fikr dengan tujuan dua hal. Pertama, edukasi kepada siswa untuk mulai sejak dini mengurangi penggunaan sampah plastik dan bahan yang sulit terurai," ujarnya, Senin (12/8).
 
Sebanyak 500 paket daging dari hewan kurban sebanyak 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing disembelih dan dagingnya dikemas menggunakan besek bambu dan daun. Ratusan daging itu kemudian diabagikan kepada warga di Desa Jagalan dan Pulo sekitar Roushon Fikr.
 
"Roushon Fikr berharap mampu memberi teladan kebaikan dan contoh. Agar tahun depan semua Panitia Idul Adha diwajibkan pakai besek bambu," harap pria yang juga Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang ini.
 
Ia menambahkan, ikhtiar ini tak hanya sebagai edukasi mengurangi sampah plastik. Namun lebih dari itu yayasan ini juga berupaya menggerakkan potensi ekonomi warga yang ada di desa-desa dengan cara turut serta membeli produk besek bambu yang diproduksinya. 
 
"Ikhtiar kedua adalah upaya Roushon Fikr menggerakkan potensi ekonomi desa. Jika hal ini dilakukan oleh seluruh panitia kurban, bisa dibayangkan ratusan juta uang mengalir tiap Idul Adha di pengrajin besek bambu," ucapnya.
 
Harga besek bambupun menurutnya cukup terjangkau. "Harga besek 2.000 rupiah perpasang, dibeli di pengrajin di Kecamatan Ngoro dengan niat untuk gerakkan ekonomi desa. Sementara daun jatinya dari Manduro, Kecamatan Kabuh," ungkap Gus Didin sapaan akrabnya.
 
Dalam hal mengemas daging kurban hingga pada pendistribusiannya melibatkan semua guru dan staf pengajar di unit pendidikan Roushon Fikr. "Perolehan Roushon Fikr pada tahun ini sebanyak 3 ekor sapi dan 19 ekor kambing. 13 ekor kambing dibagi ke daerah pelosok yang membutuhkan," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)