Daerah

Los Pasar NU, Perkuat Tolak Relokasi

Sabtu, 11 Maret 2006 | 17:52 WIB

Jember, NU Online
Los pasar yang dibangun Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember di bekas lokasi Pasar Bunut, nampaknya menjadi kekuatan moral bagi para pedagang untuk tidak berajak dari tempat usaha semula. Meski Pemkab berkali-kali menegaskan bahwa kawasan itu termasuk dalam daerah yang rentan dari ancaman banjir, namun sebagian besar pedagang menolak direlokasi. Bahkan, Minggu (5/3), Pasar Bunut secara resmi dimulai.

Selain los pasar yang dibangun PCNU, di lokasi yang sama, masyarakat secara swadaya juga membangun los pasar bertiang bambu dan beratapkan terpal yang disumbang PCNU. Semuanya berjumlah 35 kamar yang terdiri dari 9 los. Kelak, pasar tersebut akan “buka” dua kali seminggu, yaitu hari Minggu dan Rabu. Menurut Hepy Haryanto, salah seorang tokoh pemuda Kemiri, Pasar Bunut merupakan satu-satunya tempat yang paling bagus bagi usaha dagang.

<>

Selain terletak di simpang tiga, lokasi ini juga merupakan jujugan dari karyawan 3 perusahan, yaitu afdeling Gunung Pasang, Gentong dan Keputren. Sebaliknya, rencana relokasi pasar di Desa Suci, kurang strategis. “Sehingga ini yang kami anggap paling ideal. Tiap tanggal 2 dan 15 di mana karyawan gajian, pasar ini pasti ramai,” ujar Hepy.

Terkait dengan penegasan Pemkab bahwa kawasan itu dinyatakan tidak aman dari hantaman banjir, Hepy mengaku pasrah. Tapi, ia punya hitung-hitungan lain. Sebab, lanjutnya, yang menyebabkan banjir adalah banyaknya kayu gelondongan dan sempitnya sungai sehingga air meluap.

“Sekarang sungai sudah lebar dan kayu-kayu sudah hanyut. Meski banjir, mungkin tidak sebesar kemarin. Lagi pula, pasar di sini cuma sampai pukul 10.00,” tukas Hepy.

Pembukaan Pasar Bunut kemarin dihadiri beberapa pengurus PCNU, dan Ketua MWC NU Kaliwates, H Muhammad Nur. Menurut pria berkaca mata ini, pihaknya tidak bermaksud menghalang-halangi relokasi pasar. Namun hanya ingin menggerakkan roda ekonomi masyarakat Kemiri dan sekitarnya. “Toh, los pasar NU sendiri bisa dibuka pasang. Jadi gampang dipindah,” tukasnya.

Sementara itu, Camat Panti, Suryadi mengisyaratkan Pemkab mulai melunak terkait dengan rencana relokasi Pasar Bunut. Dikatakannya, Pemkab prinsipnya ikut kesepakatan masyarakat. “Sebab, kendati dibuatkan pasar yang bagus, tapi tak ada yang menempati, buat apa?”  tandas Suryadi (ary)