Daerah

Macul Bumi Siang Hari, Macul Langit Malam Hari

Kamis, 15 Februari 2018 | 12:04 WIB

Macul Bumi Siang Hari, Macul Langit Malam Hari

KH Yusuf Chudlori (berdiri, berkemeja biru) bersama peserta

Semarang, NU Online 
Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo KH M. Yusuf Chudlori berbagi tips tentang rezeki dan ibadah yang dikemas sebagai Spiritual Bisnis pada Pelatihan Perkoperasian bagi Pondok Pesantren yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Himpunan Pengusaha Santri (HIPSI) Jawa Tengah bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UMKM (12-14/2).

"Macul bumi wektu awan lan macul langit wektu bengi (mencangkul bumi siang hari dan mencangkul langit di malam hari, red.)," kata kiai yang akrab disapa Gus Yusuf pada kegiatan yang diikuti sekitar 30 perwakilan pesantren di Jawa Tengah itu. 

Artinya, jelas Gus Yusuf, mencari rezeki pada siang hari sedangkan bermunajat di waktu malam. 

“Luangkan waktu barang tiga puluh menit untuk menangis bersimpuh setelah bertahajud. Memanjatkan bait doa untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan berbahagia di akhirat,” jelasnya.  

Sementara di siang hari, lanjutnya, bekerja keras dengan sekuat tenaga dengan kepercayaan penuh bahwa Allah Maha Welas dan Asih terhadap hambanya yang akan memberikan rezeki. 

Pengasuh Pesantren Entrepreneur (Partner) itu juga memberikan strategi berbisnis ala santri. Pertama, niat dan motivasi untuk bisnis. Sejatinya kegiatan apa pun yang dikerjakan manusia adalah ibadah termasuk berbisnis. 

Kedua, etika berbisnis santri, (amanah dalam segala hal dan akhlak santri karimah lainnya). 

Ketiga, istiqomah atau ajeg, konsisten. 

Keempat, silaturahim atau networking. 

“Kalau keempat ini dipraktekkan. Insyaallah akan menjadi santri pengusaha yang berkah,” katanya. 

Selain spiritual bisnis, peserta mendapatkan materi kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pemberdayaan koperasi dan UMKM bagi pesantren, manajemen keuangan, konsep dasar perkoperasian, spiritual bisnis, peran serta anggota koperasi dan jaringan usaha koperasi. 

Peserta yang sudah lama berkecimpung dan ada yang akan membuat koperasi ini, mendapatkan serangakaian simulasi bisnis mulai dari persiapan, proses hingga eksekusi ketika sudah berdiri koperasi. 

Ketua HIPSI Jateng KH Imaduddin menyatakan bahwa kegiatan seperti ini tak hanya berhenti di tempat pelatihan belaka. Kami selaku pengurus siap untuk untuk mendampingi santri-santri dan alumni untuk mulai merintis dan mengembangkan usaha yang dimiliki pesantren atau santri itu sendiri. (M. Zulfa/Abdullah Alawi)