Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan KH Taufik Hasyim, saat memberikan taushiyah di acara Haul Buju' Gayam. (NU Online/Hairul Anam)
Hairul Anam
Kontributor
Pamekasan, NU Online
Al-barokah fil harokah, keberkahan itu terdapat pada pergerakan. Kalau hanya diam dalam menjalani hidup ini, keberkahan sulit diraih oleh manusia.
Â
"Apa keberkahan itu? Ziyadul khoir, bertambahnya kebaikan," terang Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur KH Taufik Hasyim saat dihubungi di kantor PCNU Pamekasan Jalan R Abd Aziz Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Sabtu (21/3).
Â
Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan tersebut menegaskan, salah satu cara efektif menjauhkan diri dari keburukan adalah memperbanyak peluang keberkahan. Yakni memperkaya diri dengan banyak kebaikan.
Â
"Semakin banyak kebaikan yang diperbuat, insyaallah keberkahan hidup bisa diraih. Tatkala keberkahan sudah diraih, tindak kejahatan bakal diminimalisasi oleh manusia, bahkan bisa dihindari semaksimal mungkin,â tambahnya.
Â
Kiai Taufik tampak tidak sekadar main kata. Namun, dirinya telah memberikan bukti; sejak memimpin PCNU Pamekasan, organisasi (NU) yang dimpimpinnya bergerak aktif hingga ke polosok desa. Ia mengaku selalu ikhlas hadir ke acara-acara NU maupun badan otonom (banom)-nya di pedesaan, tanpa merasa lelah.
Â
Belum lama ini, Kiai Taufik memberikan taushiyah di Haul Ki Aryo Minak Senoyo alias Bhujuâ Gayam, di Langgar Gayam, Desa Proppo, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Kamis (19/3) malam.
Â
Dalam acara yang sekaligus memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad tersebut, Kiai Taufik menekankan kepada seluruh jemaah, agar menjauhi sifat sombong, dengki, dan kikir.
Â
âKetiganya dapat melepuhkan kebajikan di dunia ini. Tiga sifat buruk tersebut dibenci oleh Nabi, karena menjadi salah satu penyebab ditolaknya setiap amal baik, sehingga berakibat dijauhkan dari surga Allah,â urainya.
Â
Menurutnya, amal perbuatan di dunia akan menjadi beban dan pertanggungjawaban kelak di akhirat. Itu tidak terlepas dari status kematian manusia yang berbeda dengan hewan.
Â
âJangkrik, kambing, sapi, ayam, burung, dan sejenisnya tidak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Bahkan, hewan-hewan tersebut justru bisa diambil manfaat setelah mati. Beda dengan manusia yang matinya tidak memberikan manfaat, hanya amalnya yang bisa memberikan manfaat pada diri dan manusia lainnya,â jelas Kiai Taufik.
Â
Kiai Taufik juga mengajak seluruh hadirin agar tetap waspada di tengah maraknya penyebaran virus Corona, melalui memperbanyak zikir dan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Â
"Tentu juga dengan ikhtiar memelihara kebersihan diri dan lingkungan. Doa dan ikhtiar atau usaha mesti selalu beriringan," tukasnya.
Â
Kontributor: Hairul Anam
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
2
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
3
Islah Tercapai di Lirboyo, Kiai Miftach dan Gus Yahya Sepakat Gelar Muktamar Ke-35 NU Bersama
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan dengan Memperbanyak Tobat di Bulan Rajab
5
Khutbah Jumat: Menjaga Diri dari Dosa di Bulan Rajab
6
Penuhi Undangan Kiai Sepuh, Gus Yahya Hadiri Silaturahim Mustasyar-Syuriyah di Pesantren Lirboyo
Terkini
Lihat Semua