Daerah

Muslimat NU NTT Ajak Seluruh Banom Ikut Jaga Masjid

Senin, 1 Mei 2017 | 14:46 WIB

Kupang, NU Online
Pimpinan Wilayah PW Muslimat NU Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  mengajak warga Muslimat NU di seluruh tingkatan di NTT agar ikut menjaga masjid dengan cara mengisi kegiatan yang bergerak dari masjid ke masjid.

"Kalau Rasulullah Muhammad Saw di-isra'-kan Allah SWT minal Masjidil Haram ilal Masjidil Aqsha, maka saya mengajak ibu-ibu semua dalam melakukan pengajian, kajian-kajian tafsir-hadits-fiqih, majelis taklim, agar lebih banyak dilakukan di masjid," kata Hj Nurni H. Amirudin kepada NU Online di Kupang Senin (01/05).
 
Ia menyatakan, bagi ibu-ibu yang masih mengalami datang bulan, hal itu tidak boleh menjadi penghalang karena bagi yang sedang tidak shalat bisa di serambi masjid. Yang penting partisipasi kaum ibu-ibu Nahdiyin dan seluruh banom.

Menurut Nurny, Jika masjid tidak diisi dengan pengajian NU dan Muslimat NU, maka akan diisi oleh mereka yang banyak sekali perbedaannya dengan NU. "Karena itu saya ingin Muslimat NU ikut menjaga masjid." 

Masjid, katanya, harus menjadi tempat di mana semakin diperbanyak taklim dan dzikir maka makin tenang suasana batin, semakin tenang suasana warga bangsa lebih khusus warna NTT.

"Sekali lagi saya pesan, perbanyak kegiatan Muslimat NU berbasis masjid, banyak bergerak dari masjid ke masjid. Isilah masjid dengan kegiatan yang banyak memberikan ketenangan dan kedamaian bagi masyarakat," 

“Tak hanya warga Muslimat NU, saya juga mengajak pengurus NU Prov. NTT dan PCNU Kabupaten Kota serta seluruh tingkatannya agar menyiapkan kegiatan banom, lajnah maupun lembaga NU bergerak dari masjid ke masjid,” katanya.

Terlebih sebentar lagi seluruh masjid akan menyelenggarakan shalat Tarawih. NU NTT di seluruh tingkatan sudah seharusnya menyiapkan para imam shalat tarawih serta pengisi pengajian kultum Tarawih maupun shalat Subuh.

"Kalau NU insyaaallah tinggal pilih. Kader-kader NU bacaan Al-Qur'annya, tajwid maupun makharijul huruf-nya insyaaallah bagus-bagus." 

Bahkan di Masjid Istiqlal pengisi kultum Tarawih, Subuh maupun kajian Dhuha diisi perempuan. "Jika mengikuti referensi Masjid Istiqlal, sangat mungkin pengisi kultum di masjid lain juga bisa diisi perempuan dan saya berharap itu warga Muslimat NU," tandasnya.

Itu semua adalah PR supaya warga NU NTT bisa menjadi bagian dari penyelesaian masalah. "Jangan kemudian perbedaan menjadi firqah. Tapi kita harus melihat perbedaan itu sebagai rahmat, sehingga bisa saling menghormati dan menghargai satu sama yang lain," katanya. (Ajhar Jowe/Mukafi Niam)