Daerah

Pelajar NU di Kudus Rapatkan Barisan

Senin, 6 April 2015 | 01:30 WIB

Kudus, NU Online
Di tengah semakin maraknya paham radikalisme, para kader IPNU-IPPNU kecamatan Gebog Kudus terus merapatkan barisan. Setiap tanggal 15 bulan hijriyah, mereka yang notabene pelajar NU ini berkumpul dalam majlis pertemuan bertajuk "Padang Bulanan" yang bertempat di masjid desa secara bergilirian.<>

Dalam majlis itu, para kader membaca tahlil, bersholawat, membaca manaqib dan mendengarkan mauidhoh hasanah. Seperti Padang Bulanan di Masjid Husnul Khatimah dukuh Kebon Alas Besito Sabtu malam (4/4) yang bertepatan 15 Jumadil Akhir, mereka penuh semangat mengumandangkan sholawatan dengan iringan rebana yang dimainkan ratusan penabuh terbang kader IPNU.

Ketua PAC IPNU Kecamatan Gebog Muhammad Noor Aris mengatakan Padang bulanan adalah salah satu wadah penguatan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah, penanaman amalan dan wawasan ke-NU-an dan kebangsaan bagi generasi muda NU.

"Di samping melaksanakan amalan aswaja seperti maulidan, tahlilan dan manaqiban, kader IPNU-IPPNU mendapat bekal wejangan ideologi dari tokoh NU maupun alumni IPNU yang kita hadirkan di majlis ini,"ujarnya kepada NU Online, usai acara (4/4) lalu.

Dijelaskan, kegiatan padang bulanan ini merupakan program lanjutan IPNU-IPPNU Kecamatan Gebog periode sebelumnya. Pada periode kepemimpinannya, kata Aris, sudah memasuki putaran kedua setelah bergiliran di 11 desa di wilayah kecamatan Gebog.

"Kita sengaja bertempat di masjid dalam upaya mendekatkan kader NU dengan jamah dan rumah Allah ini. Termasuk berupaya menjaga masjid dari ancaman paham radikalisme,"ungkap Aris.

Mengapa namanya padang bulanan? Aris menjelaskan pelaksanaanya karena memanfaatkan tanggal !5 bulan hijriyah dimana malam itu bersamaan munculnya padang bulan purnama. "Yang jelas dengan adanya cahaya bulan purnama, bisa menjadi momentum yang mencerahkan buat kader IPNU-IPPNU,"imbuhnya.

Disamping itu, Padang Bulanan ternyata mampu sebagai sarana untuk konsolidasi organisasi dan berbagai informasi kegiatan rutinan yang dilaksanakan oleh IPNU-IPPNU Gebog. Begitu juga, dengan adanya rebana bisa menjaga syiar seni terbang tetap lestari.

"Semoga melalui kegiatan ini kader NU semakin bertambah mahabbahnya kepada Rasuluillah dan memperkuat syiar Islam Aswaja di kampung-kampung. Para kader juga mampu memaksimalkan kesempatan supaya kelak menjadi pewarna kebaikan di masyarakat seutuhnya," tandasnya. (Qomarul Adib/Anam)