Padang, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumatra Barat menggelar Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) IV. Kegiatan berlangsung sejak Jumat hingga Senin (10-13/1) di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) Batang Kabung, Kota Padang.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Ruchman Basori mengatakan PKL merupakan jenjang kaderisasi tingkat menengah untuk meningkatkan komitmen dan kapasitas kader.
“PKL menjadi sarana efektif untuk menggerakan dan mengkonsolidasi oganisasi agar mampu meningkatkan perannya mengawal Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Nahdlatul Ulama,” kata alumni UIN Walisongo, Semarang ini, Sabtu (11/1).
Ruchman memberikan apresiasi kepada PW GP Ansor Sumbar yang telah menggelar PKL dengan peserta yang cukup banyak.
“Ini sejarah dan momentum bagi Ansor Sumatra Barat untuk bangkit berbenah agar setara dengan PW Ansor lain di Indonesia,” katanya.
Di hadapan puluhan peserta yang berasal dari seluruh utusan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor se-Sumatra Barat, Ruchman berharap agar kaderisasi ini menjadi pembuka jalan untuk kebangkitan Ansor di kawasan setempat dan Nahdlatul Ulama pada umumnya.
Turut hadir instruktur nasional Luthfi Thomafi yang juga Ketua Bidang Kajian Strategis PP GP Ansor, mantan Bendahara PW GP Ansor Sumbar, Armaidi Tanjung dan instruktur nasional yang ada di Sumatra Barat.
Dengan mengusung tema ‘Kader Unggul, Ansor Maju Hadapi Revolusi Industri 4.0’, Luthfi Thomafi berharap menjadi momentum untuk mendesiminasikan Islam Aswaja an-Nahdliyyah.
“Tradisi dan amaliah di Sumbar sudah Aswaja dan ini berpotensi untuk NU berkembang di wilayah ini,” ungkapnya.
Alumni Al-Azhar Kairo ini bangga dengan bergabungnya para sarjana dan pemuda dalam wadah GP Ansor.
“Saya optimis masa depan NU dan GP Ansor Sumbar akan lebih baik dan prospektif,” katanya yakin.
Ketua PW GP Ansor Sumbar Rahmat Tuanku Sulaiman mengatakan PKL bertujuan untuk meningkatkan kualitas kader dan melahirkan kader yang unggul di segala bidang serta untuk menjadikan pemimpin masa depan yang berwawasan luas, berkarakter dan tangguh.
“Kader Ansor bukanlah generasi yang hanya paham bidang agama, namun soal ekonomi, sosial-budaya, bahkan isu terkini,” ujar kandidat doktor Universitas Bengkulu tersebut.
Dikatakan Rahmat, PKL sengaja diadakan di pesantren agar Ansor kembali dekat dengan lembaga penempa diri tersebut. Karena Ansor terlahir dari orang-orang pesantren, maka jiwa, roh dan semangat pesantren harus dimiliki oleh kader Ansor.
“Tidak mungkin kader Ansor memiliki jiwa, ruh dan semangat pesantren jika tidak pernah dekat dan berinteraksi dengan pesantren,” pungkas Rahmat.
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi