Daerah

Pendekar Santri Antusias Ikuti Pencak Dor Pagar Nusa Rembang

Selasa, 26 Desember 2017 | 03:01 WIB

Rembang, NU Online
Dalam rangka mempererat tali silaturahim sesama kaum santri dan para pendekar, Pimpinan Cabang Pagar Nusa Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada Senin sore (25/12) menggelar Pencak Dor di kompleks Madrasah Aliyah Mualimin Mualimat Rembang (M3R).

Para pendekar dari sejumlah pondok pesantren dari dalam dan luar kota Rembang seperti, Kediri (Jawa Timur) Pati, Grobogan, Demak (Jawa Tengah), juga beberapa pendekar dari daerah Cirebon turut naik panggung, memeriahkan tradisi pondok pesantren Nahdlatul Ulama.

Salah satu panitia dari Pagar Nusa Cabang Rembang, Ahwan, menjelaskan, Pencak Dor merupakan tradisi pesantren yang baru pertama kali digelar pihaknya. 

"Ini baru pertama kali digelar di Kabupaten Rembang, dan mungkin juga yang pertama di Jawa Tengah. Melihat antusias, kemungkinan tahun depan akan kita gelar lagi," kata Ahwan.

Ia menambahkan, dengan adanya panggung tarung bebas, tapi tetap menjunjung sportivitas dengan semboyan "di atas lawan di bawah kawan". 

Pertandingan seni beladiri pencak yang identik dengan nama besar KH Maksum Djauhari, lanjutnya, juga mempertemukan antara sahabat satu daerah dengan daerah lain. 

Arianal Khak Ahmad, santri asal Cirebon bercerita, pencak dor bagian dari hobinya sejak masih nyantri di pondok pesantren Lirboyo. Saat mendapatkan kabar ada panggung yang menjadi kesukaannya, ia bersemangat untuk datang.   

"Saya asli santri Cirebon. Dulu pernah mondok di Lirboyo. Setelah itu, mondok di Grobogan sekarang. Tadi pagi dikabari temen Lirboyo ada acara yang sangat mengejutkan.Kumpul teman Lirboyo lagi. Dari kecil sangat suka menggeluti dunia persilatan utamanya Pagar Nusa," jelasnya. 

Pria yang biasa dipanggil Aria itu, terakhir kali naik panggung pencak dor pada 2013 di Lirboyo. Semenjak pindah di Grobogan, dia sempat empat tahun tidak mendapatkan teman untuk berlatih silat. Dan baru di Rembang ia kembali mendapatkannya.

Selain para pendekar Pagar Nusa, yang beradu tanding di atas pentas, nampak juga empat pendekar dari perguruan lain yang tertarik untuk mencoba empuknya panggung kebanggan para pendekar dari kaum santri NU itu. (Ahmad Asmu’i/Abdullah Alawi)