Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Terapkan Dua Cara Kampanye Ramah Anak kepada Santri
NU Online Ā· Selasa, 10 Desember 2024 | 18:00 WIB
Lurah Pondok Abdul Aziz saat bersama santri-santri Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. (Foto: dok. pribadi)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta Barat, menerapkan dua cara kampanye ramah anak kepada santri-santrinya melalui pendekatan klasikal dan non klasikal.
Lurah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Abdul Azis menjelaskan, cara yang pertama adalah klasikal yakni melalui pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas.
āJadi kita muatkan pendidikan dan pelajaran di kelas, itu yang memuat tentang ramah anak misalnya tentang akhlak, sopan santun, dan menggunakan kutipan-kutipan yang berasal dari kitab kuning,ā ujar Azis, sapaan akrabnya, kepada NU Online, pada selasa (10/12/2024).
Ia menyampaikan bahwa para santri juga diajarkan tentang kedisiplinan melalui pengajian rutin di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Di pengajian rutin itu, para santri mendapatkan materi tentang amanah jabatan yang sedang diemban.
āAda pengajian melalui pengurus OSIS, baik santri SMP maupun SMA. Nah materinya selain kedisiplinan, ada juga materi tentang ramah anak, seperti materi untuk anak-anak OSIS, selama menjadi OSIS jangan sampai memanfaatkan amanah yang mereka pegang untuk memanfaatkan teman-temannya,ā ucap Azis.
Selain itu, pada lima menit awal pembelajaran di kelas, para guru akan memberikan selipan materi ramah anak.
āUntuk di kelas, semua mata pelajaran pun kita menerapkan ramah anak sekitar lima menitan seperti salam, merapikan tempat duduk, absen, menanyakan kabar siswanya. Nah itu pola keteladanan yang biasanya ada di kelas,ā ujarnya.
Azis juga menyampaikan, santri baru akan mendapatkan materi khusus ramah anak melalui masa-masa ta'aruf pesantren.
āMasa-masa ta'aruf khusus tentang ramah anak dengan muatannya itu tentang muamalah, interaksi dengan kiai atau dengan gurunya. Contoh menggunakan pakaiannya, sikap bertemu teman. Itu diajarkan ada khusus materi ramah anak,ā ujarnya.
Lalu cara kampanye ramah anak yang kedua adalah nonklasikal yang salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler di pesantren.
Melalui ekstrakurikuler, para santri diajarkan berkomunikasi dan bercengkerama dengan lintas angkatan.
"Ada juga momen santri itu bercampur dengan angkatan yang lain yang mereka tidak kenal tetapi diajarkan harus saling menjaga, bisa melalui permainan atau tugas kelompok,ā ujarnya.
Azis mengatakan dengan dua cara kampanye ramah anak itu, Pesantren Asshiddiqiyah mampu Meminimalisasi kasus perundungan hingga kekerasan fisik yang terjadi kepada santri di lingkungan pesantren.
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua