Daerah

Ponpes Tradisional di Bantul Masih Diminati

Sabtu, 19 November 2005 | 07:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Pondok pesentren (ponpes) tradisional di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hingga kini  relatif masih diminati dan  mudah mencari santri atau siswa.

"Meski kemajuan teknologi saat ini cukup pesat, tetapi keberadaan ponpes tradisional  tidak tersisihkan di dunia pendidikan," kata Pengasuh Ponpes Al Anwar, Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Bantul, KH. Chudzori Abdul Aziz,  di Bantul,  Sabtu.

<>

Menurut dia, salah bukti bahwa ponpes tradisional masih laku diantaranya jumlah santrinya masih relatif cukup banyak.

Jumlah ponpes di Bantul ada sekitar 60 buah dengan jumlah santri sekitar 60 hingga 1.500 orang untuk setiap ponpes,  dan dari ponpes sebanyak itu sekitar 30 buah diantaranya masih dikenal sebagai ponpes tradisional. "Dari 30 ponpes di Bantul yang dikenal tradisional dua diantaranya Al Anwar Sewon dan Al Fitroh Kecamatan Pleret," katanya.

Ia mengatakan, para pengasuh dan santri ponpes tradisional juga mulai beralih menata manajemen pendidikan yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengerahuan dan teknologi.

Ponpes tradisional juga memberikan modal keterampilan kepada para santrinya di bidang wirausaha, sehingga setelah lulus, para santrinya juga mempunyai keterampilan di dunia kerja diantaranya tentang pertukangan, pertanian dan perdagangan.

Untuk memajukan pendidikan melalui ponpes di Bantul, maka diharapkan pemerintah semakin mempunyai perhatian terhadap ponpes sebagai salah satu lembaga pendidikan.(ant/mkf)