Daerah

Rais PWNU Jabar Ungkap 3 Persiapan agar Meninggal Husnul Khatimah

Jumat, 8 September 2023 | 09:00 WIB

Rais PWNU Jabar Ungkap 3 Persiapan agar Meninggal Husnul Khatimah

Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Abun Bunyamin. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online 
Keberadaan manusia di dunia tidak selamanya. Allah swt telah menggariskan dengan ketentuan usia yang diberikan kepada masing-masing manusia. Karena itu, manusia harus selalu menyiapkan diri dengan kebaikan-kebaikan dan ketakwaan sebelum kematian menjemput. Tentu saja, mati dalam keadaan husnul khatimah selalu menjadi doa. 


Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Abun Bunyamin mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang harus dilestarikan manusia (Muslim) di dunia sehingga saat nyawa harus dicabut, ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah, menutup akhir hayatnya dalam kondisi baik, tidak sebaliknya.


Bekal pertama adalah memastikan ketaatan atas perintah-perintah Allah swt dan menjauhi apa yang telah dilarang-Nya. Seperti harus melaksanakan shalat, zakat, puasa, dan ibadah wajib yang lainnya. Demikian ini dikutip Kiai Abun dari kitab Ibnu Katsir. 


"Kita ingin hidup baik, kita ingin hidup husnul khatimah maka kata Allah "Walaa tamuutunna illa waangtum muslimun, syaratnya adalah ibadah dan taat kepada Allah dengan sesungguh-sungguhnya," ungkapnya, sebagaimana dikutip dari NU Online Jabar, Jumat (8/9/2023).


Bekal kedua, lanjut dia, adalah selalu mensyukuri aneka nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia selama hidup di dunia. Syukur ini adalah bentuk dari terima kasih, sekaligus menegaskan bahwa manusia sebetulnya lemah tanpa adanya pertolongan-pertolongan Allah, termasuk nikmat yang diberikan.


"Alhamdulillah, hari ini kita bersyukur menjadi manusia. Bahkan kita menjadi bersyukur karena menjadi orang Islam dan kita sekarang menjadi warga Negara Republik Indonesia. Indonesia harus kita jadikan baldatun toyyibatun warobun ghafur. Kalau kita bersyukur kepada Allah Insyaallah negara kita akan semakin berkah," ungkapnya.


Kunci keberkahan menurutnya terletak pada seberapa tebal keimanan dan ketakwaan manusia kepada Allah swt. Di samping itu, syukur juga menjadi bagain penting untuk meraih keberkahan. Kebaikan atau kenikmatan yang dinilai kecil menjadi begitu istimewa bila diiringi dengan syukur. Dan syukur harus terus dilatih, bukan hanya saat menerima kesenangan semata.


"Mudah-mudahan nikmat Allah bertambah, rezeki kita berkah, rumah tangga kita sakinah mawaddah warohmah, anak cucu kita saleh-salehah, pemerintah kita beriman bertakwa, masyarakat Indonesia juga beriman dan bertakwa. Kata Allah, kalau kita beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menurunkan yang namanya berkah langit dan bumi," ujarnya.


Sementara itu, bekal ketiga, adalah melatih diri untuk selalu berdzikir, senantiasa ingat kepada Allah swt di manapun dan dalam kondisi apapun. Orang yang selalu mengingat Allah, maka ia juga akan selalu diperhatikan. "Mudah-mudahan dijauhkan dari balahi dekat kepada kebahagiaan," tuturnya.