Daerah

Ratusan Pelajar Ini Bacakan Deklarasi Anti Radikalisme Agama

Selasa, 24 Maret 2015 | 04:30 WIB

Blitar, NU Online
Ratusan pelajar di Blitar membacakan deklarasi anti radikalisme agama. Ada tiga pernyataan sikap dan tekad  yang disampaikan dalam Deklasi Pelajar Indonesia ( DPI) yang berlangsung di Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Udanawu Blitar itu.<>

1. Bertekad melawan radikalisme keagamaan, demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan cara mengembangkan faham keagamaan yang rahmatan lil’alami.

2. Bertekad,menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai jati diri bangsa.

3. Bertekad, menjaga Bhineka Tunggal Ika sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Deklarasi disampaikan usai ratusan pelajar mengikuti “Simposium Pelajar II” dengan tema “Mengukuhkan komitemen bela negara dengan menjaga generasi bangsa dari faham radikalisme agama”, yang diselenggarakan oleh PC IPNU dan IPPNU Kabupaten Blitar mulai Tgl 20-23 Maret 2015 di Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Mantenan Udanawu, Blitar, Jawa Timur.

Deklarasi ratusan pelajar diatas telah didukung para tokoh dan ulama setempat. Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Blitar KH Imam Sughrowardi ikut menanda tangani deklarasi.

KH Diyauddin Azam-Zami Zubaidi pengasuh pesantren Mambaul Hikam juga ikut ambil bagian penanda tanganan tersebut. Tidak ketinggalan, Kodim Blitar dan Polresta Blitar juga ikut dalam penandatangan itu.

Disaksikan sekitar 700 undangan, mulai dari tokoh NU,Muslimat NU, GP Ansor, Fatayat NU, Banser dan para kiai di wilayah Kabupaten Blitar.

Mengapa para pelajar menolak faham radikalisme agama? Karena doktrin faham keagamaan kelompok Islam radikal sangat bertolak belakang dengan faham keagamaan yang dibawaWali Songo dan para penyebar Islam di Indonesia yang kemudian Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia.

“Para penerus Wali Songo ini organisasi  NU yang mengembangkan corak keberislaman yang cintai damai, prural, inklusif dan nasionalis  yang selalu membela dan melindungi kelompok minoritas tanpa melihat latar belakang agama, etnis maupun budaya,’’ ungkap Abdul Kholiq salah seorang panitia acara kepada NU Online tadi siang.

“NU pula yang telah menanamkan saham bagi terbentuknya negara Indonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika,’’ tambahnya.

Beberapa narasumber diahadirkan dalam simposium tersebut. Diantaranya Cahyo Widodo  dari Bakesbangpol  Provinsi Jatim, Dr Atok Arrosyid Ketua Lap PKN UM Malang,Dr Agus Sunyoto ( Unibraw), Dr Umi Sumbulah(UIN Malang), Prof Dr Muzamil Qomar dari IAIN Tulungagung dan Prof Dr M Rubaidi dari PWNU Jawa Timur. (Imam Kusnin Ahmad/Anam)