Pringsewu, NU Online
Peran guru ngaji tak bisa diremehkan dalam ikut mencetak generasi islami. Dari tangan-tangan dan kesabaran mereka dalam mendidiklah, para generasi muda mengenal ilmu dasar agama seperti membaca Al-Qur'an dan akhlakul karimah.
"Walau terlihat sepele dengan hanya mengajar a, ba, ta, tsa, namun sebenarnya inilah gerbang awal setiap Muslim mulai mendalami ilmu agama. Dari guru ngajilah umat Islam membangun pondasi keagamaannya," kata Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu, KH Hambali, Jumat (22/5).
Dari inilah, semua elemen umat Islam khususnya di Indonesia harus lebih memperhatikan para guru ngaji yang terkenal ikhlas tanpa pamrih dalam menyampaikan kalam ilahi.
Oleh karena itu, kondisi ekonomi guru ngaji yang terdampak Covid-19 saat ini, harus menjadi perhatian para 'alumni' majelis mereka.
"Saat pandemi Covid-19, banyak yang memberi bantuan pada fakir miskin. Namun guru ngaji belum mendapatkan porsi yang sesuai sehingga perlu mendapatkan lebih perhatian," katanya.
Untuk membantu para guru ngaji, sebagian elemen masyarakat sudah mulai mengalokasikan donasinya. Di antaranya yang dilakukan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Pringsewu dengan menyalurkan 1000 paket beras bagi guru ngaji.
"Sepuluh ton beras sudah kita distribusikan bagi warga ekonomi lemah yang terdampak Covid-19 di Pringsewu. Dan 1000 paket di antaranya kita alokasikan untuk guru ngaji," kata Kabul Muliarto, Manager Eksekutif LAZISNU Pringsewu.
Selain LAZISNU Pringsewu, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung juga memberi perhatian khusus pada guru ngaji. Melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Dampak Covid-19, MUI Lampung menyalurkan program 5.000 paket sembako bagi para guru ngaji di tengah pandemi Covid-19. Paket ini akan digulirkan secara bertahap dimulai pada Ramadhan dan dilanjutkan setelah Idul Fitri 1441 H.
Saat menyerahkan bantuan sembako tersebut di Kabupaten Pringsewu, Ketua Umum MUI Provinsi Lampung KH Khairuddin Tahmid mengatakan bahwa profesi guru ngaji adalah profesi mulia yang setiap saat harus diperhatikan kondisi kehidupannya.
"Banyak kita jumpai para guru ngaji sangat istiqomah (konsisten) dan qanaah (menerima) dalam mengajar sampai tak kenal waktu dan usia. Tanpa dibayar mereka ikhlas memberikan ilmunya," katanya.
Saat inilah umat Islam khususnya, harus memberikan yang terbaik bagi mereka karena mereka telah memberikan yang terbaik juga bagi generasi Muslim kita. "Terima kasih, Guru Ngaji. Banyak kasih, saatnya banyak terima," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan