Tingkatkan Wawasan Tauhid, Pelajar NU Jember Kaji Kitab Sullamut Taufiq
Ahad, 4 Oktober 2020 | 06:00 WIB
Kajian Kitab Sullamut Taufiq untuk memperdalam ketauhidan pelajar NU Jember. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Karena Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Jember Jawa Timur membuat program Kajian Kitab Sullamut Taufiq. Program tersebut diselenggarakan setiap Sabtu malam di Pondok Pesantren Al-Husna, Kaliwates, Jember, dengan pengasuh Ustadz Abdul Azis. Pesertanya adalah pengurus IPNU-IPPNU Jember.
Kajian diadakan dengan alasan karena kitab kuning tidak pernah basi. Meski ditulis sekian ratus tahun yang lalu, isinya selalu dibutuhkan oleh masyarakat, dan menjadi sumber ilmu. Sayangnya minat pelajar untuk belajar dan mengkaji kitab kuning yang asli (bukan terjemahan), tak jarang terbentur oleh kesibukan masing-masing. Sehingga pengetahuan soal kitab kuning, terus menipis.
Kitab Sullamut Taufiq adalah kitab yang cukup populer di kalangan pesantren dan Nahdliyin. Bahkan karya Syekh Sayyid Abdullah bin Husain bin Thahir itu menjadi kitab pemula yang diajarkan bagi santri baru.
"Isinya adalah masalah tauhid dan juga fiqih," tutur Ketua PC IPNU Jember, Ardi Wiranata di sela-sela Kajian Kajian Kitab Sullamut Taufiq di Pondok Pesantren Al-Husna, Kaliwates, Jember, Sabtu (3/10) malam.
Menurut Ardi, sapaan akrabnya, pihaknya memilih kitab Sullamut Taufiq sebagai materi kajian karena isinya sangat urgen diketahui dan dipahami. Katanya, pengetahuan tentang tauhid perlu terus disegarkan, meskipun ilmu tauhid itu sendiri tidak pernah berubah.
"Ya untuk meng-update ingatan kita semua, terutama pengurus IPNU-IPPNU," ujar Ardi.
Selain itu, program tersebut dimaksudkan agar peserta bisa belajar membaca kitab kuning walaupun pasif. Dikatakan Ardi, untuk bisa membaca kitab kuning hingga mahir membutuhkan waktu yang tidak sebentar, di samping memerlukan materi khusus.
"Tapi paling tidak, peserta punya pngalaman menyimak pembacaan kitab gundul (istilah lain kitab kuning)," ungkapnya
Sementara itu, Ustadz Abdul Azis menegaskan bahwa pemantapan tauhid begitu penting bagi siapapun, lebih-lebih kader IPNU-IPPNU. Sebab, keimanan merupakan kebutuhan jiwa paling dasar bagi seorang Muslim. Ibarat sebuah gedung, tauhid adalah fondasinya. Jika fondasinya kuat, maka setinggi apa pun bangunan di atasnya, tak akan goyah.
"Karena iman adalah fondasi maka iman harus diperkuat, diperkokoh," terangnya.
Ia menambahkan, iman tidak selalu stabil, namun kadang terjadi pasang-surut, dan itu bisa menimpa siapa saja. Karena itu, iman harus dipupuk agar surutnya tidak sering. Salah satu caranya adalah mengaji kitab-kitab yang mengupas soal tauhid.
"Saya memberi apresiasi terhadap program kajian ktab kuning ini, karena ini sangat bermanfaat untuk memupuk iman dan menambah wawasan soal tauhid," pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua