Jember, NU Online
Umat Islam Indonesia harus bangkit untuk menjaga kedaulatan ekonomi nasional. Sebab, diakui atau tidak, ekonomi Indonesia saat ini sedang dijajah oleh kekuatan asing. Karena itu, kondisi keterjajahan ini tidak boleh dibiarkan berlama-lama, namun harus "dilawan" dengan langkah-langkah nyata yaitu akselerasi kemandirian ekonomi Indonesia.
Demikian sambutan Wakil Ketua PCNU Jember, HM. Misbahus Salam dalam acara pembukaan Bahtsul Masa'il di aula Madrasah Al-Musyafirin, Desa Subo, Kecamatan Pakusari, Jember, Selasa (18/4). Menurutnya, Indonesia yang kekayaan alamnya melimpah ruah, sangat mungkin berdaulat secara ekonomi.
"Di bidang pertanian, kita semua memang petani, warga NU rata-rata petani, tentu bisa untuk tidak menggantungkan produk pertanian pada produk negara lain. Di luar itu, kita juga perlu menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi secara profesional," ucapnya.
Selain itu, alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur itu juga menyinggung soal peranan umat Islam dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dikatakannya, pendiri dan pejuang NKRI banyak yang berasal dari ulama dan kaum santri, sehingga dengan demikian, sesungguhnya umat Islam mempunyai saham yang besar dalam pendirian NKRI.
"Karena itu, tongkat estafet kepemimpinan bangsa sudah selayaknya diperankan oleh santri dan masyarakat pribumi," ujarnya.
Misbah menghimbau agar para santri dan kader NU untuk tidak segan-segan mengambil peran di berbagai lini kehidupan. Tujuannya agar santri bisa mewarnai kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Lebih-lebih saat ini di mana gerakan radikalisme sudah mulai mengancam kehidupan masyarakat yang aman dan damai. Untuk itu, katanya, kader NU perlu mempunyai bekal yang cukup, yaitu pendidikan yang memadai.
"Kalau kader NU, bila disebut pinter, jelas sudah menguasai umum dan agama. Kedua-duanya oke," jelasnya. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)