Muhammad Faizin
Kontributor
Suatu malam Samsul ngobrol dengan teman satu kamarnya di pondok bernama Komar. Ditemani kopi yang baru saja dikirim orang tua Komar saat sambangan, dua teman karib ini membicarakan tentang masa depan mereka.
"Mar, di era globalisasi saat ini seorang santri dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman," ujar Samsul.
"Terus gimana caranya?" tanya Komar sambil menyeruput kopi segelas berdua.
"Santri harus menguasai bukan saja ilmu agama saja, tapi ilmu umum juga penting dikuasai agar tidak kalah dalam persaingan," ucap Samsul.
"Nggak usah repot-repot, Sul. Santri itu banyak kelebihannya," jelas Komar.
"Apa saja kelebihannya?" tanya Samsul penasaran.
"Kalah rupo, menang dungo. Kalah duit menang wirid. Kalah pangkat menang tirakat," cerocos Komar.
"Kalau kalah kabeh?" tanya Samsul.
"Mondok maneh (lagi)," seloroh Komar. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua