Muskercab PCINU Korsel Hasilkan 7 Keputusan Strategis
Sabtu, 21 Februari 2015 | 14:02 WIB
Kwangju, NU Online
PCINU Korea Selatan melaksanakan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) ke-3 bertajuk ‘Menjaga Tradisi ke-NU-an melalui Kader yang Militan.” Kegiatan ini dilaksanakan di gedung International Collaboration Building Kota Kwangju, Korsel Kamis-Jum’at (19-20/2). Acara dihadiri oleh para pengurus PCINU Korsel dan kader-kader NU di Korsel.
Dalam acara tersebut diadakan tanya jawab, diskusi ilmiah, dan pembahasan program kerja. Muskercab ini menghasilkan 7 keputusan strategis diantaranya, pertama, memperkuat dakwah Aswaja NU dengan melakukan kunjungan rutin diseluruh mushola/masjid di Korea.
Kemudian kedua, melanjutkan program Kartanu agar lebih banyak lagi nahdliyin yang merasakan manfaatnya. Keempat, mengadakan pengkaderan dai-dai aswaja. Lalu kelima, mengadakan latihan pengkafanan jenazah, dan keenam, mengadakan safari Ramadhan dengan menghadirkan ulama-ulama Indonesia yang bekerjasama dengan LDNU atau pesantren, kemudian ketujuh, mengadakan pendidikan pra nikah.
Acara dibuka dengan pembacaan yasin dan tahlil. Hadir dalam acara itu yakni Mustasyar PCINU Korea Dr Abdullah Machin. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua PCINU korea, Yusuf Muhammad.
Dalam sambutannya, Yusuf menekankan pentingnya kaderisasi nahdliyin dalam memperjuangkan dakwah NU, baik dari sisi praktik dan teori.
“Sebab itu, pengurus PCINU Korea harus lebih aktif dan giat dalam berkomunikasi dan bersilaturrahim ke mushola-mushola yang ada di Korea dalam mewadahi komunitas nahdliyin,” tegasnya.
Disamping itu, lanjutnya, pengurus harus berperan aktif dalam menyampaikan Islam yang telah diajarkan ulama-ulama NU, serta melanjutkan program kerja yang telah disepakati bersama.
“Di samping persiapan Konfercab PCINU Korea yang akan segera dilaksanakn dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Sementara itu, pemateri tentang keaswajaan Dr Abdullah Machin berpesan kepada peserta tentang pentingnya mengetahui gerakan-gerakan ekstrimisme, radikalisme, dan transnasional.
“Warga NU harus benar-benar melek dan memperdalam ilmu dengan banyak belajar untuk menghadapi gerakan-gerakan radikalisme Islam,” urainya.
Dia menambahkan, prinsip NU adalah mensinergikan antara ukhuwah Islamiah dan ukuwah wathoniyah. “Sebab itu, semangat Islam harus dipupuk dengan semangat nasionalisme yang kuat,” tegasnya. (Imam Sibaweh/Fathoni)
Terpopuler
1
Ketum GP Ansor Hadiri Haul Ke-57 Guru Tua, Perkuat Ukhuwah dan Dakwah Moderat
2
Syekh Hasan Al-Masyath, Ulama yang Lahir dan Wafat di Bulan Syawal
3
Haul Akbar 1 Abad Syaikhona Kholil, Menghidupkan Warisan Pemikiran untuk Pedoman Masa Depan
4
Harga Stabil, Beras Kualitas Medium Paling Banyak Diminati Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah
5
Hasil Seleksi Calon Petugas Haji 2025 Diumumkan, Peserta Siap Ikuti Bimtek pada 14 April
6
F-Buminu Sarbumusi Resmikan Pesantren Vokasi Calon PMI, Langkah Perbaikan Tata Kelola Migrasi
Terkini
Lihat Semua