Internasional

Pejabat Tinggi PBB Mengundurkan Diri dan Layangkan Protes Keras atas Genosida Palestina

Kamis, 2 November 2023 | 13:30 WIB

Pejabat Tinggi PBB Mengundurkan Diri dan Layangkan Protes Keras atas Genosida Palestina

Craig Mokhiber, Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB. (Foto: situsweb PBB)

Jakarta, NU Online

Craig Mokhiber, Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengundurkan diri dari jabatannya setelah memasuki masa pensiun. Berdekatan dengan waktu pengunduran dirinya, ia menulis surat berisi protes keras atas perlakuan Israel terhadap Palestina di kantor PBB New York, Sabtu (28/10/2023). Surat tersebut ia tujukan kepada kepada Komisaris Tinggi PBB di Geneva, Volker Turk.


Di dalam suratnya, Mokhiber menuliskan bahwa, "Ini akan menjadi komunikasi terakhir saya kepada Anda," dalam jabatan yang masih diembannya di Kantor PBB New York.


Dilansir dari The Guardian, dalam surat tersebut Mokhiber menuliskan, "sekali lagi kita menyaksikan genosida di depan mata dan organisasi yang kita layani tampak tidak berdaya untuk menghentikannya."


Menurut Mokhiber, genosida yang terjadi pada rakyat Palestina merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan upaya pembersihan orang-orang keturunan Arab oleh kelompok pemukim dengan ideologi kolonial etno-nasionalis.


"Tidak ada keraguan, ini adalah contoh kasus genosida. Amerika Serikat, Inggris, dan sebagian besar negara di Eropa tidak hanya menolak untuk mematuhi perjanjian berdasarkan Konferensi Jenewa, tetapi juga mempersenjatai Israel dan memberikan perlindungan politik diplomatik terhadap konflik tersebut," tulis Mokhiber dalam suratnya.


Menanggapi hal ini, juru bicara PBB mengirimkan konfirmasi atas pengunduran diri Mokhiber kepada media The Guardian.


Juru bicara tersebut mengatakan, "Saya dapat mengonfirmasi bahwa dia (Mokhiber) akan pensiun hari ini. Dia memberi tahu PBB pada bulan Maret 2023 tentang masa pensiunnya yang akan datang, yang akan berlaku besok. Pandangan dalam suratnya yang dipublikasikan hari ini adalah pandangan pribadinya.”


Surat Mokhiber dinilai kontroversial karena membela Palestina. Ia menuai banyak kritik dari massa yang memihak Israel karena dalam suratnya ia tidak menyebutkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.


Ia juga menyerukan negara Israel untuk diakhiri secara efektif. “Kita harus mendukung pembentukan negara sekuler yang demokratis dan tunggal di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, dengan hak yang sama bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi,” tulisnya.


Mokhiber juga menambahkan agar dilakukannya penghapusan kelompok-kelompok yang sangat rasis, pemukim proyek kolonial, dan mengakhiri apartheid di seluruh negeri yang mengacu kepada bangsa Israel.


Kiprah Craig Mokhiber di PBB dimulai pada tahun 1992. Semasa berkarier di sana, Mokhiber memegang sejumlah peran penting. Dilansir dari laman web PBB, ia memimpin tugas komisaris tinggi dalam merancang pendekatan pembangunan berbasis hak asasi manusia, dan bertindak sebagai penasihat senior hak asasi manusia di Palestina, Afghanistan, dan Sudan. Selain sebagai Direktur kantor PBB New York, ia juga seorang pengacara yang berspesialisasi dalam hukum hak asasi manusia internasional. Bahkan, pada tahun 1990an, ia tinggal di Gaza. 


Dalam perannya sebagai Direktur Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia di New York, dia kadang-kadang mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena komentarnya di media sosial yang menyatakan dukungan terhadap Palestina. Dia dikritik karena memberikan dukungan terhadap gerakan boikot, divestasi, sanksi (BDS) dan menuduh Israel melakukan apartheid – sebuah tuduhan yang dia ulangi dalam surat pensiunnya.


“Salurkan bantuan Anda untuk Palestina melalui NU CARE LAZISNU. Klik di sini.”