Internasional

Poros Saunesia Perkokoh Hubungan Indonesia Saudi Arabia

Jumat, 14 Februari 2020 | 06:00 WIB

Poros Saunesia Perkokoh Hubungan Indonesia Saudi Arabia

Duta Besar Republik  Indonesia (RI) untuk Kerajaan Saudi Arabia (KSA) H Agus Maftuh Abegebriel (kiri) (Foto: Dok Agus Maftuh)

Jeddah, NU Online
Poros Saudi Arabia Indonesia (Saunesia) yang digagas Duta Besar Republik  Indonesia (RI) untuk Kerajaan Saudi Arabia (KSA) H Agus Maftuh Abegebriel diharapakan akan semakin memperkokoh hubungan dua negera ini.
 
Dubes RI untuk KSA H Agus Maftuh Abegebriel dalam siaran pers menyebutkan, Kamis (13/2) bertemu  dengan Penasihat Raja Salman, Pangeran Khalid Al-Faisal Al-Saud yang juga menjabat Gubernur Makkah.
 
"Pertemuan ini berlangsung di kantor Pangeran Khalid di Jeddah. Ikut mendampingi Dubes RI, atase hukum KBRI Riyadh Renaldi dan Kordinator Perlinfungan WNI Raden Arief," katanya.
 
Maftuh menjelaskan kepada Pangeran Khalid bahwa gagasan Saunesia ini diilhami oleh pidato Raja Faisal bin Abdul Aziz yang juga ayah Pangeran Khalid al-Faisal ketika berkunjung ke Indonesia pada tahun 1970.
 
 Dalam pidatonya, Raja Faisal menegaskan bahwa mengingkari persahabatan erat antara Saudi dan Indonesia adalah seperti mengingkari adanya matahari.
 
"Ini menandakan bahwa hubungan Saudi Indonesia, saking akrabnya melebihi hubungan antar sesama saudara, suasana kebatinan ini kami populerkan dalam sebuah poros dengan akronim  Saunisia kepanjangannya Saudi Arabia-Indonesia," ujarnya.

Disampaikan, dalam pertemuan itu dibahas tentang persiapan haji tahun 2020 dan juga perlindungan WNI di Arab Saudi. Pangeran Khalid al-Faisal yang juga menjabat Ketua Lajnah Markaziyah (Pusat) Ibadah Haji Kerajaan Arab Saudi memegang kebijakan yang sangat strategis dalam pelaksanaan ibadah haji. 
 
"Indonesia meminta bantuan Pangeran Khalid terkait beberapa WNI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi dan mengucapkan terima kasih atas pemberian beberapa kemudahan untuk para jamaah haji Indonesia atas perhatian dan perlindungan yang luar biasa Pangeran Khalid terhadap para WNI yang tinggal di Arab Saudi," ungkapnya.
 
Pangeran Khalid al-Faisal menegaskan bahwa sudah menjadi kewajiban pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk memberikan pengayoman dan perlindungan kepada semua WNI di Arab Saudi karena interaksi antara kedua bangsa ini sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu.   
 
Pangeran yang merupakan putra Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud ini dikenal sebagai satu-satunya pangeran senior yang expert dan mahir dalam disiplin ilmu syair Arab baik yang klasik pra Islam sampai dengan syair kontemporer.
 
Dalam kesempatan langka ini, Dubes Agus Maftuh yang juga staf pengajar UIN Sunan Kalijaga dan alumni Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jateng  ini mendiskusikan dengan Pangeran Khalid terkait beberapa syair dan pujangga terkenal yang hasil karyanya berkesempatan digantungkan di dinding Kakbah sebelum datangnya Islam. 
 
"Pada waktu itu hanya syair dengan 'grade tinggi' yang digantungkan dan ditempel di dinding kakbah," tuturnya. 
 
Di depan Pangeran Penasehat Raja Salman ini, Dubes Maftuh menarasikan beberapa bait syair klasik tersebut dan langsung ditanggapi oleh Pangeran Khalid:
 
 “Baru kali ini saya temukan Dubes asing dengan bahasa Arab yang fasih dan faham tentang tujuh pujangga Arab pra Islam. 
 
Dimana belajarnya? Apakah Excellency alumni Arab Saudi?: tanya Pangeran Khalid.
Dubes Maftuh menjawab dirinya  sangat mencintai negeri tempat turunnya wahyu ini, bahasa Arab didalami di pesantren, salah satunya di Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak Jawa Tengah.
 
"Warisan-warisan budaya Arab berupa syair klasik saya pelajari karena saya sangat mencintai bahasa Al-Qur'an dan hadits. Bahkan sejak di pesantren saya hapal di luar kepala lagu kebangsaan Arab Saudi termasuk analisa kata per katanya", ujarnya.

​​Pangeran Khalid pun langsung menimpali, "Anda lebih pujangga ketimbang saya, karena saya menghomati mencintai Yang Mulia dan warisan bahasa negeri tempat turunnya wahyu ini,” jawab Dubes yang sebentar lagi akan mengakhiri tugas di Saudi.   
Dalam kesempatan tersebut Dubes Agus Maftuh Abegebriel memberikan cindera mata miniatur kapal pinishi dan lambang Saunesia yang merupakan poros persahabatan Saudi-Indonesia. 
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz