Jabar

Ngaji Kitab Kimiyaus Sa'adah, Mengenali Kebahagiaan Hakiki ala Imam Ghazali

Jumat, 7 Maret 2025 | 13:00 WIB

Ngaji Kitab Kimiyaus Sa'adah, Mengenali Kebahagiaan Hakiki ala Imam Ghazali

Mengisi rangkaian program Ramadhan 1446 H, Majelis Taklim Baitun Nidzom Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, menggelar kajian Kitab Kimiya as-Sa'adah karya Imam Al Ghazali. (Foto: NU Online Jabar/Rameli)

Bandung, NU Online

Majelis Taklim Baitun Nidzom Bandung Barat menggelar pengajian Kitab Kimiyaus Sa'adah karya Imam Al-Ghazali untuk mengisi rangkaian program pada Ramadhan 1446/2025. Kitab ini berisi penjelasan tentang makna kebahagiaan sejati. 


Sesepuh Majelis Taklim Baitun Nidzom Cihanjuang KH Syihabuddin Mahmud mengatakan, kajian kitab karya Imam Al-Ghazali itu dilakukan selama Ramadhan tahun ini setiap bakda tarawih.


Ia menjelaskan bahwa terdapat beragam penjelasan tentang arti kebahagiaan, dan setiap individu mempunyai narasi rasa kebahagiaan tersendiri.


Apakah kebahagiaan itu ukurannya bersifat materi seperti tercukupi kebutuhan pangan, sandang, rumah, bergelimang harta benda, atau kesuksesan-kesenangan duniawi lainnya? Lalu, bila semuanya itu tercapai, apakah benar sudah meraih kebahagiaan?


"Insyaallah pertanyaan-pertanyaan itu perlahan bakal terjawab dalam Kimiyaus Sa'adah, kitab yang berisikan resep-resep bahagia bagi manusia," ujar KH Syihabuddin Mahmud, sebagaimana dikutip NU Online Jabar


Proses pemahaman tentang kebahagiaan hakiki sejatinya dimulai dari kesadaran bahwa manusia itu merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an Surat Fusshilat ayat 53.


Diawali dengan mengenali diri sendiri, hakikatnya manusia itu hanyalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah.


"Meski seringkali manusia mengatakan ia telah mengenali dirinya, namun itu hanyalah unsur terluar dari dirinya, yakni jasad," ucapnya.


Dengan mendalami Kimiyaus Sa'adah, seseorang akan lebih mengetahui sisi-sisi lain yang lebih dalam tentang diri dan puncaknya adalah roh. Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa esensi manusia terletak di dalam roh.


"Yang wajib bagi dirimu adalah mengenai yang hakiki dari dirimu, sehingga kamu kenal siapa sesungguhnya dirimu? Dari mana engkau berasal sehingga bisa sampai di sini (alam dunia)? Untuk apa engkau diciptakan? Dengan apa kau meraih kebahagiaan dan apa yang membuatmu mengalami kesengsaraan? Di dalam dirimu hakikatnya ada beragam sifat: sifat binatang ternak, sifat binatang buas, sifat setan, dan sifat malaikat, dan roh adalah inti dirimu. Selain roh sebenarnya bukan dirimu dan hanya pinjaman sementara untukmu," demikian penjelasan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Kimiyaus Sa'adah


Baca selengkapnya di sini