102 Tahun NU, Gus Yahya Tekankan Amanah Muassis NU untuk Generasi Penerus
Kamis, 16 Januari 2025 | 17:30 WIB

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat sambutan dalam kegiatan kick off Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Kantor PWNU Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis (16/1/2025). (Foto: LTN PBNU)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan kekagumannya terhadap warisan luar biasa yang ditinggalkan oleh para pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Baginya, NU bukan hanya warisan lembaga dan aset, tetapi juga warisan pemikiran, gagasan, dan nilai-nilai luhur yang mendalam.
"Taķdir Allah menjadikan kita generasi kita ini sebagai pewaris dari lebih 100 tahun atsar barokah para muassis ìtu," katanya saat sambutan dalam kegiatan kick off Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Kantor PWNU Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis (16/1/2025).
Gus Yahya menekankan bahwa generasi saat ini adalah penerus yang diberi amanah untuk mewarisi lebih dari 100 tahun perjuangan yang telah ditanamkan oleh para pendiri NU. Menurutnya, tidak hanya mewarisi lembaga dan aset, tetapi nilai-nilai luhur yang telah membentuk peradaban umat.
"Kita mewarisi kekayaan yang luar biasa besar berupa berbagai macam lembaga, berbagai macam aset, dan berbagai macam pemikiran serta gagasan yang mashlahah. Saya tidak melihat ada atsar yang sedemikian luar biasa dari inisiatif apapun sepanjang sejarah modern dunia ini yang lebih dalam maknanya daripada atsar yang ditinggalkan oleh para muassis NU," jelasnya.
Gus Yahya kemudian mengingatkan hadirin bahwa warisan ini bukan hanya sekadar aset, tetapi juga tanggung jawab besar yang harus dijaga dan dilestarikan. Warisan tersebut, katanya, sangat besar bagi kemanusiaan dan agama secara menyeluruh.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengonsolidasikan kekayaan dan warisan yang ada, agar dapat lebih memudahkan upaya-upaya perjuangan NU di masa depan.
"Maka, kita bersama-sama mengambil keputusan bahwa ini saatnya kita mengonsolidasikan atsar kekayaan yang diwariskan kepada kita ini untuk semakin memudahkan upaya-upaya ke depannya, dari seluruh warga, seluruh pejuang, dan seluruh jamiyyah NU, untuk memperjuangkan terwujudnya cita-cita para muassis," tegasnya.
Disamping itu, Gus Yahya mengenang, di Kota Surabaya ini, NU lahir tepatnya pada 16 Rajab 1344 Hijriah yang diinisiasikan oleh para pendiri NU. Ia menganggap bahwa berdirinya NU adalah sebuah perwujudan dari ide yang besar untuk memajukan peradaban bagi umat manusia.
"Suatu inisiatif yang luar biasa suatu inisiatif yang tidak hanya membawa bobot strategis dalam skala peradaban tapi juga membawa bobot rohani dari para muassis itu untuk cinta dan kasih sayang mereka kepada umat Nabi Muhammad saw," terangnya.
Terpopuler
1
Khutbah Idul Fitri 1446 H: Kembali Suci dengan Ampunan Ilahi dan Silaturahmi
2
Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, Keluarga, hingga Orang Lain, Dilengkapi Latin dan Terjemah
3
Habis RUU TNI Terbitlah RUU Polri, Gerakan Rakyat Diprediksi akan Makin Masif
4
Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun
5
Fatwa Larangan Buku Ahmet T. Kuru di Malaysia, Bukti Nyata Otoritarianisme Ulama-Negara?
6
Gus Dur Berhasil Perkuat Supremasi Sipil, Kini TNI/Polri Bebas di Ranah Sipil
Terkini
Lihat Semua