Bahtsul Masail Perlu Terus Berkontribusi terhadap Isu Lingkungan, Kemanusiaan, dan Gender
NU Online · Kamis, 28 November 2024 | 15:00 WIB

Rektor UIN Jakarta Asep Saifuddin Jahar dalam Pembukaan Seminar Istinbath Hukum Islam dan Hukumah Diniyah serta Bahtsul Masail Metode Penentuan Awal Bulan Hijriah di Syahida Inn Ciputat, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis (28/11/2024). (Foto: NU Online/Esky Pahlevy)
Afrilia Tristara
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar mengungkapkan bahwa bahtsul masail dapat menitikberatkan pembahasan dan berkontribusi pada permasalahan lingkungan, kemanusiaan, serta isu perempuan dan anak dengan pendekatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.
"Saya harap, kontribusi NU di dalam kajian-kajian ini isu green, isu lingkungan menjadi bagian penting," ujar Asep dalam Pembukaan Seminar Istinbath Hukum Islam dan Hukumah Diniyah serta Bahtsul Masail Metode Penentuan Awal Bulan Hijriah di Syahida Inn Ciputat, Tangerang Selatan pada Kamis (28/11/2024).
Terkait rekontekstualisasi ajaran agama dengan sebuah gagasan, ia menyampaikan bahwa UIN adalah perguruan tinggi Islam yang telah mengajarkan modernitas keagamaan sejak dulu.
"Pembaharuan-pembaharuan itu hadir di sini (UIN), salah satunya dengan apa yang digagas oleh Harun Nasution yang dikenal dengan Islam rasional," ujarnya.
Asep merefleksikan NU yang pada tahun 1950-an memegang konsep konservatif dalam konteks menerima perubahan-perubahan, kini menjadi modernis dalam sudut pandang pemikiran. Sebaliknya, umat Islam yang saat itu berpemikiran modern saat ini kembali menjadi konservatif.
Dengan konsep pemikiran modernis yang kini melekat dengan NU, Asep juga mendukung kontekstualisasi permasalahan dalam bahtsul yang memberikan solusi juga dalam permasalahan kemanusiaan dan gender yang relevan dengan tantangan zaman.
"Dalam konteks keagamaan dan keislaman perlu kita juga membangun keselarasan Indonesia yang menjadi bagian dari hasil kesepakatan dan komitmen para ormas, terutama NU," ujarnya.
Ia juga mendorong Nahdlatul Ulama agar terus melanjutkan upayanya dalam berbagai lini kebaikan dan perdamaian dalam kancah global.
"Maka marilah apa yang akan kita bahas pada pertemuan itu menjadi bagian penting agar istinbath hukum berkontribusi secara riil dan kontekstual untuk merespon kebutuhan masyarakat," imbaunya.
Turut hadir dalam seminar Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Wasekjen PBNU H Silahuddin, Kasubbag Diktis Kemenag RI Ajang Pradita, Kepala Kanwil Kemenag DKJ Adib, Kepala Kanwil Kemenag Banten Nanang Fatchurrohman, para wakil dekan, akademisi, serta jajaran syuriyah dari PWNU dan PCNU di Jabodetabek, Kalimantan Barat, dan Bangka Belitung.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri
2
Khutbah Jumat: Pentingnya Amanah dan Kejujuran di Tengah Krisis Kepercayaan Publik
3
Khutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahi
4
3 Instruksi Ketum PBNU untuk Seluruh Kader pada Harlah Ke-91 GP Ansor
5
Khutbah Jumat: Pentingnya Menjauhi Lingkungan Pertemanan yang Toxic
6
Ketum GP Ansor Kukuhkan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan, Tekankan soal Kemandirian
Terkini
Lihat Semua