Nasional

Banjir Putus Akses, Stok Logistik di Langkahan Langka, Warga Kelaparan

NU Online  ·  Senin, 1 Desember 2025 | 11:30 WIB

Banjir Putus Akses, Stok Logistik di Langkahan Langka, Warga Kelaparan

Sejumlah warga Aceh mengungsi

Aceh Utara, NU Online 

Kondisi bencana di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, semakin mengkhawatirkan. Hingga Ahad sore (30/11/2025), akses menuju kawasan terdampak seperti Krueng Lingka, Lueng Angen, dan Pantee Gaki Bale masih terputus akibat banjir besar dan arus deras yang menenggelamkan jalur utama menuju pemukiman warga.


Ketua PCNU Lhokseumawe Tgk Muhammad Rizwan Haji Ali bersama tim Basarnas Kepulauan Riau yang baru tiba di Aceh Utara, berhasil menembus kawasan terisolasi tersebut menggunakan perahu karet. Kondisi lapangan yang ia temukan jauh lebih berat dari laporan awal.


“Alhamdulillah, dengan menggunakan perahu karet Tim SAR, saya berhasil mencapai Kecamatan Langkahan yang masih terisolir. Kondisinya sangat darurat. Banyak rumah hanyut, warga bertahan di titik tinggi, dan bantuan belum menjangkau semuanya,” ujar Tgk Rizwan di lokasi.


Saat perjalanan menggunakan boat SAR, rombongan berpapasan dengan seorang ibu yang menggendong bayi sambil menunggu evakuasi menggunakan perahu rakitan warga. Kondisi air masih tinggi dan arus deras, membuat banyak warga memilih bertahan di rumah yang tersisa atau bukit kecil tanpa perlindungan memadai.


Menurut Tgk Rizwan, warga di beberapa titik mulai mengalami kelaparan karena suplai logistik tidak masuk sejak banjir pertama melanda. Beberapa hanya mengandalkan mie instan tanpa air panas, sementara sebagian lain tidak memiliki makanan sama sekali.


“Saya turun langsung ke Kampung Krueng Lingka dan Lueng Angen. Warga sudah sangat membutuhkan makanan bayi, air mineral, selimut, obat-obatan, dan kebutuhan mendesak lainnya,” ujarnya.


Selain kelaparan, keadaan semakin genting karena tidak adanya fasilitas sanitasi, tempat tidur, maupun tenda. Banyak lansia, anak-anak, dan ibu hamil tidur beralaskan tanah basah.


Tgk Rizwan menyampaikan bahwa masih banyak wilayah di Langkahan yang belum berhasil dijangkau karena keterbatasan armada air dan kondisi medan yang berbahaya. Ia menyebut sejumlah relawan yang sudah berada di titik luar belum dapat menerobos masuk.


“Saya mengeluarkan emergency call. Kita butuh tambahan perahu karet, speed boat, logistik darurat, dan dukungan pemerintah secepat mungkin. Situasi ini tidak bisa dibiarkan menunggu,” tegasnya.


Ia juga mengimbau masyarakat Aceh, organisasi kemanusiaan, pemerintah daerah, hingga pusat bergerak cepat sebelum kondisi semakin memburuk.


“Saya sudah melihat sendiri. Ini bukan sekadar banjir, ini krisis kemanusiaan,” tutupnya.


Relawan melaporkan bahwa pasokan makanan, popok bayi, obat-obatan, serta perlengkapan sanitasi merupakan kebutuhan paling mendesak saat ini. Mereka juga mendesak tambahan perahu karet dan speed boat agar distribusi bantuan ke titik-titik terdampak dapat dipercepat.


“Ini bukan banjir biasa. Situasinya sangat kritis. Pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat harus segera menurunkan langkah khusus dan peralatan tambahan,” tegas Tgk Ridwan.


Di tengah keterbatasan akses komunikasi, banyak warga di perantauan belum mengetahui kabar keluarga. Salah satunya Irfan, putra kawasan Keude Geudumbak Langkahan yang kini bermukim di Malaysia. Ia mengaku sudah berulang kali mencoba menghubungi keluarganya di kampung, tetapi tidak ada jawaban.


“Informasi ke Langkahan sangat sulit. Beberapa kali saya telepon, tidak pernah tersambung. Saya justru dapat kabar dari orang lain—foto dan video yang dikirim menunjukkan warga mengungsi tanpa tenda, rumah-rumah sudah hancur, dan anak-anak kedinginan,” ujar Irfan kepada NU Online.


Dalam video yang diterimanya, tampak warga duduk berdesakan di lokasi ketinggian, sebagian masih mengenakan pakaian basah. Tidak ada dapur umum, tidak ada air bersih, dan beberapa lansia terlihat menggigil karena hujan terus turun.


"Informasi yang diterima bahwa anak istri dan keluarganya selamat meskipun rumah rata diterjang banjir bandang dan bantuan masyarakat pedalaman sangat membutuhkan bantuan, " pintanya. 


Hingga berita ini diturunkan, distribusi bantuan sangat dibutuhkan dan dilakukan masih secara bertahap sambil menunggu akses jalur air lebih aman dan dukungan armada tambahan.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang