Boyolali, NU Online
Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) menyayangkan adanya “penyakit” yang menghinggap pada pada sebagian warga bangsa ini. Dipaparkan dia, antara satu dengan yang lainnya, semestinya saling menguatkan.
“Harusnya orang satu negara, satu keluarga, satu umat, itu seperti satu badan. Yang kohesinya tarik menarik satu sama lain dan saling menguatkan satu sama lain,” papar Cak Nun, pada acara Boyolali Mengaji Ngangsu Tepo Seliro, yang diselenggarakan di Kompleks Alun-Alun Boyolali, Sabtu (26/11) malam.
Diibaratkan Budayawan asal Jombang, ketika berjalan maka kaki kanan melangkah ke depan, kaki kiri ke belakang, bergantian serasi satu sama lain.
“Kalau ada kaki terantuk batu, siapa yang berteriak? mulut. Tapi kalau sekarang kondisi bangsa ini, kaki terinjak, apa mulut yang berteriak? Tidak ada, malah menyoraki. Kita justru saling menyakiti dan mensyukuri keburukan orang lain,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Cak Nun juga menyoroti persoalan "ketidakseimbangan" yang sedang terjadi antara manusia dengan alam.
"Perubahan alam ini, menjadi cermin bagi manusia apa kira kesalahannya, sehingga Allah mengubah alam. Jadi kalau ada hujan kok salah mangsa (turun tidak pada waktunya), berarti manusianya yang salah. Jadi ternyata ada sesuatu yang tidak seimbang, tidak berdiri tegak," tuturnya. (Ajie Najmuddin/Mukafi Niam)