Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Orang tua harus sangat bersyukur saat putra-putrinya memiliki inisiatif sendiri untuk mondok di pesantren. Hal ini merupakan anugerah karena tidak semua anak memiliki keinginan seperti ini. Banyak anak yang harus 'dipaksa' orang tuanya untuk belajar agama di pesantren.
Saat ini banyak orang tua yang 'kalah' dengan anaknya atas nama demokrasi. Pepatah Jawa 'Kebo nyusu gudel' (kerbau menyusu anaknya/ orang tua kalah dengan anaknya) sudah banyak dialami orang tua.
Jika orang tua kendor dalam hal pendidikan, khususnya agama, kepada putra-putrinya maka siap-siap orang tua akan menghadapi payahnya tingkah laku anaknya.
"Maka anda benar. Tidak salah memaksa putra-putrinya untuk mengaji, shalat, belajar, dan berangkat ke pesantren," kata Pengasuh Pesantren Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), Ahad (28/6).
Namun, Gus Yusuf mengingatkan agar para orang tua berhati-hati dalam memilih pondok pesantren. Saat ini, banyak pesantren yang tidak sesuai dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Dari sisi keilmuannya pun ada yang tidak jelas nasab
akademiknya.
Menurut Gus Yusuf, masyarakat banyak yang hanya terpikat dengan tagline 'Hafal Al-Qur'an'. Namun setelah pulang ke rumah, anaknya senang marah-marah, membid'ah-bid'ahkan, dan menyalahkan amaliah orang tuanya sendiri.
"Lihat orang tahlilan marah, lihat orang ziarah kubur marah, Apakah itu ajaran Al-Qur'an? maka, tidak cukup hanya dihafalkan tetapi Al-Qur'an harus dijiwai dimaknai. Dan itu tergantung kepada gurunya," tegas Gus Yusuf.
Saat Anak di Pesantren
Saat putra-putrinya sudah berada di pesantren, orang tua juga harus benar-benar ikhlas dan terus mendoakannya. Dengan sikap ini, maka anak-anak akan terkoneksi batinnya dan mampu mewujudkan harapan orang tua.
Gus Yusuf menegaskan, bahwa anak yang shaleh akan mampu mengangkat derajat orang tuanya. Kemuliaan orang tua itu tergantung anak, jika anak baik akhlaknya, pintar ngajinya maka orang tua akan mulia baik didunia maupun akhirat.
"Tetapi jika anak buruk akhlaqnya maka orang tua akan sengsara baik dunia maupun akhirat," tegasnya melalui akun Gus Yusuf Chanel.
Pada kesempatan tersebut, Gus Yusuf pun memberi ijazah amalan untuk orang tua agar selama di pesantren anak diberikan kesehatan dan keberkahan dalam belajar.
Ijazah tersebut adalah dengan senantiasa membaca dan mengirimkan fatihah sebanyak 41 kali khususnya oleh ibu wali santri. Dengan amalan ini insyaallah anaknya akan betah, sehat, istiqomah, dan berkah.
"Insyaallah hatinya akan terang dan lebar karena berkah fatihah dan berkah doa dari seorang ibu," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua