Jakarta, NU Online
Cendekiawan Komaruddin Hidayat menyatakan bahwa manusia tidak boleh membenci manusia atau etnis lain karena itu ciptaan Tuhan. Sehingga jika membencinya, berarti sama saja dengan membenci Tuhan.
"Kita gak bisa membenci etnis karena kalau membenci, sama saja itu membenci Tuhan," kata Komaruddin pada acara Forum Titik Temu di Hotel Rizt Carlton Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/4) siang.
Sementara dalam hal politik, menurutnya, warga negara Indonesia telah bersepakat untuk bersama-sama membangun bangsa Indonesia. Ibnu Khaldun, katanya, membagi generasi menjadi empat kategori yaitu generasi pendiri, generasi pembangun, generasi penikmat, dan generasi perusak.
Berdasarkan kategori itu, Komar meminta agar bersama-sama menjaga dan meneruskan para pendiri dan pembangun bangsa, sebaliknya menjauhi generasi penikmat dan perusak.
"Mari menjaga, meneruskan para pendiri dan pembangun bangsa. Jangan kemudian kita masuk ramai-ramai generasi penikmat, generasi selebritis yang ujungnya perusak, tapi kita kehilangan fondasi kita, moral bangsa ini," ajaknya.
Menurutnya, sekalipun forum ini tidak seramai keadaan pemilu tetapi tugasnya tidak kalah besar. Sehingga, perlu disebarluaskan, membuat jaringan, dan mengembangkan gagasan-gagasan secara luas.
"Sebab kalau tidak, kita menjadi sekelompok kecil yang sepi dan sunyi yang dampaknya tidak banyak. Padahal, ini orang-orang pilihan, pilihan ya pilihan. Tapi kalau gak ada dampaknya ya buat apa untuk bangsa ini," pungkasnya.
Selain Komaruddin Hidayat, forum tersebut juga diikuti puluhan cendekiawan dan tokoh agama lain, seperti Nyai Sinta Nuriyah Wahid, Omi Komaria Madjid, Ahmad Syafi'i Ma'arif, KH Husein Muhammad, Komaruddin Hidayat, Ulil Abshar Abdallah, Tri Sutrisno, Mohammad Mahfud MD, Yudi Lathif, Siti Musdah Mulia, Pdt Ghoman, dan Pdt Gomar Gulton. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)