Nasional HARI SANTRI 2018

Dibuka Menag, Deklarasi Cinta NKRI Bergema di Perkemahan Pramuka Santri Nusantara

Jumat, 26 Oktober 2018 | 07:00 WIB

Dibuka Menag, Deklarasi Cinta NKRI Bergema di Perkemahan Pramuka Santri Nusantara

Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI (Foto: Ist.)

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama RI menggelar Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) V tahun 2018 di Lapangan Bumi Perkemahaan Abdurrahman Sayoeti-Musa Sungai Gelam, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (25/10). Perkemahan yang dibuka dengan pemukulan bedug oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, bersama Kepala Kwarnas Budi Waseso,  Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, dan Wagub Jambi ini mengangkat tema Pramuka Santri Menebar Kedamaian untuk Indonesia yang Kuat dan Berkarakter.

Pada kesempatan tersebut Menag menyampaikan tiga pesan kepada para pramuka santri dari seluruh Indonesia yang berjumlah lebih dari 3500 peserta ini. Pesan pertama, Menag berharap para santri menjadikan pramuka sebagai sebuah gerakan yang menjadi tanggung jawab bersama.

“Perlu ada sinergi antara santri dan alumni pesantren agar ada sumbangsih dan inspirasi positif yang bisa diberikan dalam rangka penanaman generasi muda yang unggul," kata Menag sebagaimana dilansir di laman kemenag.go.id.

Pada pesan kedua, Menag berpesan agar anggota pramuka santri harus menjadi pribadi yang berkarakter dan berintegritas dengan  memegang nilai idealisme agar tumbuh sebagai generasi yang bermanfaat bagi orang lain.

"Santri tidak hanya berfikir untuk diri sendiri,  tapi apa yang bisa dilakukan untuk orang lain. Itu tipologi pramuka santri yang layak jadi calon pemimpin bangsa masa depan," jelasnya.

Pesan ketiga, Menag berharap para santri menjadikan perkemahan tersebut sebagai ajang silaturahim dan komunikasi antar sesama anggota pramuka yang datang dari berbagai provinsi.

"Ini kesempatan baik untuk menjalin jaringan dan mempererat ukhuwah islamiyah dan wathaniyah untuk masa depan bangsa yang lebih baik," tuturnya.

Sesuai dengan tema tersebut, pada perkemahan yang dilaksanakan mulai 24-30 Oktober 2018 ini juga diwarnai deklarasi komitmen pramuka santri untuk terus mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berikut naskah lengkap deklarasi:

Bismillahirrahim

Menyadari bahwa bangsa kami diperhadapkan pada tantangan arus perubahan sosial kebudayaan, ekonomi,  dan ideologi yang jikalau tidak diantisipasi sejak dini akan dapat meruntuhkan kebangsaan dan keindonesiaan, serta untuk terus-menerus melahirkan generasi muda Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, dan tetap berpegang teguh pada jatidiri dan karakter santri Indonesia yang selalu komitmen kepada ajaran agama,  mencintai dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka kami Pramuka Santri Nusantara mendeklarasikan: "Santri Cinta Indonesia" dengan:

1. Berkomitmen menjaga Undang Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,  Pancasila,  dan Bhineka Tunggal Ika serta selalu menjaga citra Islam Indonesia yang menghargai perbedaan agama, suku,  dan ras, menjaga kerukunan hidup, hidup yang bertoleransi dan mengamalkan ajaran Islam yang penuh rahmat bagi semesta (rahmatan lil alamin)

2. Berkomitmen menjaga dan melestarikan khasanah tafaqquh fiddin dan selalu memelihara nilai-nilai dan tradisi pesantren

3. Berkomitmen belajar dan bekerja keras untuk meningkatkan potensi diri generasi muda milenial Indonesia dan terus-menerus mengasah jiwa dan budaya literasi yang tinggi

4. Berkomitmen tidak akan melibatkan diri dalam gerakan-gerakan yang meruntuhkan citra Islam Indonesia

5. Berkomitmen tidak mudah larut dan mempercayai berita-berita bohong atau hoax

Selain deklarasi, kegiatan lain yang dilaksanakan pada perkemahan yang mengusung spirit budaya pesantren,  nusantara,  dan nasionalisme ini diantaranya: upacara, pembinaan mental spiritual (shalat berjamaah,  kultum,  shalat malam,  dan muhasabah,  tadarusAl-Qur’an) , teknik kepramukaan dan team building (out bound,  tata rias,  pppk,  mencari jejak),  iptek (sablon dan cetak,  jurnalistik,  reportase, dan  bordir),  kesakaan (bahari,  kalpataru,  pariwisata,  kencana,  taruna,  wanabakti),  petualangan (SAR air,  resque), pengembangan wawasan,  keterampilan,  seni budaya,  prestasi,  dan bakti (santri peduli lingkungan). (Red: Muhammad Faizin)