Diskusi IPPNU Dorong Perwujudan Kesehatan Mental di Kalangan Gen Z
Selasa, 31 Desember 2024 | 23:00 WIB
Diskusi bertajuk Gen Z dan Kesehatan Mental, Selasa (31/12/2024) diadakan IPPNU dan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI di Gedung PBNU Jakarta. (Foto: Dok Panitia)
Achmad Risky Arwani Maulidi
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menggandeng Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI menggelar diskusi bertajuk Gen Z dan Kesehatan Mental, Selasa (31/12/2024).
Agenda ini menghadirkan Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Nurul Hidayatul Ummah, Peneliti Youthlab Indonesia Viana Wahyuni, Ketua Umum PP IPPNU Whasfi Velasufah, serta puluhan peserta lainnya.
Dalam paparannya, Viana Wahyuni mengungkapkan bahwa rata-rata Gen Z rentan mengalami stres. Simpulan ini berdasarkan pada survei yang dilakukan lembaganya melalui media online dengan cakupan sepuluh provinsi di Indonesia dengan responden rentang usia 15-35 tahun.
"Gen Z itu, tuh, semua-semua dibikin stres. Semua aspek di pekerjaan jadi sumber stres," ungkapnya dalam acara yang berlangsung di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya No 164, Senen, Jakarta.
Lebih lanjut, Viana menjelaskan bahwa kesehatan mental dipengaruhi oleh pandemi yang mengubah interaksi langsung beralih ke ranah daring. Situasi semacam ini berimbas pada atensi fokus gen Z yang mengalami penurunan, dan pada ujungnya membentuk rasa bosan.
"Kebiasaan men-scroll tanpa berhenti itu namanya doomscrolling," katanya.
Baca Juga
Doa untuk Kesehatan Mental
Hal itu, papar Viana, perlu disikapi dengan menciptakan kepekaan terhadap situasi dan menyadari keberadaan entitas lain di sekitar manusia. Sikap ini perlu dilakukan sebab dapat memicu seseorang untuk merasakan hubungan diri seseorang dengan lingkungan yang lebih dekat.
"Jadi kita diminta untuk merasakan, oh sekarang ruangannya dingin, ada AC ada banyak orang, ada kursi dan segala macam gitu," terangnya.
Sementara Nurul Hidayatul Ummah menyatakan, kesehatan mental bermasalah pada mulanya disebabkan oleh cara pandang yang cenderung membandingkan tanpa memperhitungkan situasi serta kondisinya.
Baca Juga
Mengupas Aspek-aspek Kesehatan Mental
"Dan ini (komparasi) yang akhirnya menyempitkan pemikiran teman-teman, yang akhirnya merasa dirinya: Kok saya gini-gini aja, ya," ujar Nurul.
Nurul melanjutkan, selain pembandingan, hal lain yang menyebabkan mental lemah adalah kurangnya interaksi sosial secara langsung.
Untuk melepaskan jeratan isolasi diri tersebut maka Gen Z perlu menjalin hubungan dengan orang lain secara berkomunitas atau berorganisasi.
"Karena berkat dari komunitas atau organisasi ini kita bisa mengaktualisasikan, mengekspresikan diri kita," imbuh Ketua Umum PP IPPNU periode 2018-2021 itu.
Sebelumnya, Whasfi Velasufah menyatakan bahwa agenda ini merupakan komitmen IPPNU untuk mendorong terwujudnya kesehatan mental bagi generasi muda. Di samping itu, ia berharap langkah ini membawa kemaslahatan terutama pada tahun berikutnya.
"Semoga keluar dari sini kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang dapat dibawa menuju resolusi 2025 yang lebih sehat," harapnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mengawali Tahun Baru dan Rajab dengan Peningkatan Spiritual
2
Menggabungkan Puasa Rajab dengan Qadha Ramadhan
3
Khutbah Jumat: Keistimewaan Rajab sebagai Bulan yang Dimuliakan
4
Apa Itu OCCRP dan Bagaimana Mereka Memilih Orang Paling Korup Sedunia?
5
3 Hadits Ini Tegaskan Anjuran Perbanyak Puasa di Bulan Rajab
6
Tahun Baru 2025, Ketum PBNU: Koreksi Kesalahan, Persiapkan Masa Depan
Terkini
Lihat Semua