Ahmad Naufa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Salah satu nikmat Allah swt kepada manusia adalah nikmat diberi mata untuk melihat. Dengan mata dan pengelihatan, kita dapat menyaksikan pelbagai hal yang indah, melakukan aktivitas sehari-hari, seperti untuk membaca Al-Qur'an sampai kebutuhan melakukan pekerjaan.
Namun demikian, seiring waktu, penglihatan mata kadang menjadi kabur. Itu bisa karena faktor usia yang terus bertambah, atau karena hal lain seperti terkena penyakit. Di zaman komputer dan gadget ini, bisa karena kurang mengontrol penggunaan dan jaraknya, sehingga lama-lama dapat mengaburkan mata.
Selain dapat berkonsultasi dan berobat ke dokter mata, sebagai ikhtiar lahir, dalam Islam, ada juga doa agar mata yang kabur atau rabun dapat melihat dengan jelas, sebagai ikhtiar batin.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo KH Achmad Chalwani pernah membagikan doa agar penglihatan mata kita menjadi tajam dan jelas. "Ada doa agar penglihatan tetap tajam. Tapi mohon maaf, ini agak banyak dalam membacanya," ungkapnya pada suatu kesempatan.
Kemudian, kiai yang juga wakil rais NU Jawa Tengah itu pun membagikan pengalamannya, ketika berangkat haji tahun 1990. Selain bersama ibundanya, Kiai Chalwani juga bersama Mbah Muslih, Kalilembu, Kejajar, Wonosobo.
"Mbah Kiai Muslih itu sudah buta 8 tahun, (matanya) dapat melihat kembali," katanya, mengisahkan.
Kiai Chalwani pun kemudian bertanya: "Mbah Kiai, Anda kan dulu sudah buta 8 tahun, kok dapat melihat kembali. Bagaimana ceritanya?"
"Saya diberi doa dari Mbah Dalhar Watucongol (Muntilan, Magelang). Saya baca sehari 100x. Ketika saya baca selama 8 tahun, di suatu pagi ketika di dapur, tiba-tiba saya melihat anak ayam (kuthuk)," jawab Mbah Muslih.
"Doanya apa, Mbah? Mbok saya dikasih," pinta Kiai Chalwani. Akhirnya, doa supaya penglihatan mata tetap tajam itu pun diberikan olehnya. Ternyata, doa itu merupakan penggalan dari surat Al-Qur'an Surat Al-Qaf ayat 22.
فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ
fa kasyafnâ 'angka ghithâ'aka fa basharukal-yauma ḫadîd
Artinya, "Maka Kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam". (QS. Al-Qaf: 22)
Dalam mengamalkan, jelas Kiai Chalwani, boleh dilakukan secara bertahap. "Membacanya bebas, sambil jalan-jalan boleh, siang boleh, malam boleh, dicicil juga boleh, pokoknya sehari 100x," terangnya.
"Ini ayat Al-Qur’an. Anda membaca ini, setiap satu huruf diberi pahala seperti kondangan 10x. Membaca Al-Qur'an, setiap hurufnya berpahala seperti kondangan 10x. Apakah Anda pernah sehari kondangan 10x?" tutupnya.
Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua