Nasional

Expo Muslimat NU Pamerkan Karya Ekonomi Kreatif Se-Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 10:30 WIB

Expo Muslimat NU Pamerkan Karya Ekonomi Kreatif Se-Indonesia

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengunjungi stan di Expo Muslimat NU di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/2/2025). (Foto: dokumentasi PP Muslimat NU)

Surabaya, NU Online

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa secara resmi membuka Muslimat Expo yang menjadi rangkaian dari Kongres XVIII Muslimat NU. 


Dijelaskannya, dalam kongres Muslimat NU sejak dulu  memang selalu dirangkai dengan bazar ataupun expo, sedangkan untuk bazar lebih pada stan kuliner.


“Sedangkan untuk expo ini lebih pada pameran produk ekonomi kreatif. Ini kan pertemuan seluruh Indonesia, banyak di antara mereka yang ingin mendapatkan inspirasi dari temu dagang melalui expo ini,” tegas Khofifah  dalam sidang pleno II Kongres XVIII Muslimat NU di Asrama Haji Kota Surabaya, Selasa (11/2/2025).


Expo ini memamerkan berbagai produk dari seluruh Indonesia ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi Muslimat NU untuk dibawa ke daerahnya.


“Jadi banyak yang ingin mencari inspirasi, produk apa saja yang update dari daerah mana untuk mereka kopi saat kembali ke daerahnya. Bahkan banyak yang mau foto sama saya ingin mengkopi baju yang saya kenakan. Ini kan ecoprint produk UKM Jawa Timur. Mudah diterapkan saat kembali ke daerah,” kata Khofifah.


Lebih lanjut, Khofifah menyebut bahwa kegiatan Kongres ini masih akan berlangsung hingga tanggal 16 Februari 2025 mendatang. Kegiatan ini melibatkan 7.000 jamaah Muslimat NU dari berbagai daerah di Indonesia dan dari 10 pengurus cabang istimewa di luar negeri.


Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mendorong Muslimat NU untuk terus melebarkan kiprahnya dan menjadi tandem NU dalam melayani dan membangun peradaban umat. Hal ini didorong dari keberhasilan dan konsistensi Muslimat NU dalam menjangkau masyarakat hingga di tataran basis selama berpuluh-puluh tahun ini.


“Perkembangan NU saat ini sudah memasuki abad kedua. Banyak hal yang berubah, secara keseluruhan butuh penyesuaian termasuk hubungan NU dengan Muslimat NU,” kata Gus Yahya.


“Kalau dulu istilahnya Muslimat sebagai underbow NU, saya kira kita butuh konstruksi yang lebih seimbang. Mungkin secara kebijakan umum masih secara struktural masih di dalam lingkup kendali NU. Tapi komunikasi antara dua lembaga organisasi perlu kita bangun secara lebih seimbang,” imbuhnya.


Di depan hadapan seluruh peserta pleno dalam kongres tersebut, Gus Yahya menyebut keseimbangan ini penting untuk mendorong pelaksanaan peran yang lebih besar. Dengan menjadi tandem maka NU dan Muslimat akan semakin kuat.


“Sehingga antara struktur jamiyah NU ini bisa menjadi refleksi satu sama lain. Jadi tandem satu sama lain. Karena dalam realitasnya itu kita membutuhkan satu sama lain. Jadi butuh Tandem antara kiai dengan nyainya,” ujarnya.


Lebih lanjut, pihaknya menyebut bahwa jika dilihat secara keseluruhan sejarah, secara entitas yang benar-benar berhasil menjangkau basis secara intensif adalah Muslimat NU.


“Yang mampu bergerak secara intensif itu kan Muslimat Dari dulu sampai sekarang Muslimat yang paling langsung berhubungan dengan masyarakat basis,” pungkasnya.