Nasional BANJIR SUMATRA

Gerakan Nurani Bangsa Desak Pemerintah Tetapkan Bencana Nasional atas Banjir dan Longsor di Sumatra

NU Online  ·  Kamis, 4 Desember 2025 | 09:00 WIB

Gerakan Nurani Bangsa Desak Pemerintah Tetapkan Bencana Nasional atas Banjir dan Longsor di Sumatra

Ilustrasi banjir di Sumatra. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

 

Gerakan Nurani Bangsa mendesak Pemerintah untuk segera menetapkan banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sebagai bencana nasional. Hal ini mengingat banyaknya korban dan kerusakan yang diakibatkan bencana tersebut.

 

Gerakan Nurani Bangsa mendesak Negara untuk segera mengambil langkah cepat dan terintegrasi dalam penanganan darurat, serta memastikan setiap mereka yang terdampak tertangani secara paripurna. Pasalnya, desakan ini didorong karena melihat skala bencana dan kerusakan masif yang membawa banyak korban, ribuan hak milik (rumah, properti, ternak) pribadi dan fasilitas publik rusak, kelangkaan bahan pokok, dan terhambatnya akses komunikasi serta transportasi di banyak titik.

 

"Gerakan Nurani Bangsa menilai tragedi kemanusiaan yang sebabkan jatuhnya korban jiwa dan kelumpuhan aktivitas sosial dan ekonomi di banyak wilayah di Pulau Sumatra ini patut dinyatakan sebagai Bencana Nasional," demikian dikutip dari siaran pers Pesan Kebangsaan Gerakan Nurani Bangsa "Tragedi Sumatra Adalah Bencana Nasional" yang diterima NU Online pada Kamis (4/12/2025).

 

Karenanya, para tokoh yang tergabung dalam Gerakan tersebut mendorong pemerintah untuk dapat melakukan penanganan bencana tersebut dengan mengerahkan sumber daya nasional.

 

"Dan penanganannya harus dilakukan secara komprehensif dan terpusat. Mobilisasi sumber daya nasional harus segera dikerahkan secara maksimal di tengah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah," lanjut keterangan pers itu.

 

Melalui siaran pers itu juga, Gerakan Nurani Bangsa meminta Pemerintah untuk dapat memperketat aturan demi keberlangsungan lingkungan hidup. Pasalnya, bencana tidak mustahil terjadi karena adanya pelanggaran aturan itu.

 

"Di sisi lain, Pemerintah juga perlu memperketat kebijakan maupun peraturan yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan hidup karena bencana tersebut tidak mustahil akibat pelanggaran tentang ketentuan lingkungan hidup yang didorong oleh keserakahan manusia," demikian bunyi siaran pers itu.

 

Gerakan Nurani Bangsa menyampaikan duka cita mendalam kepada semua korban jiwa dan bersimpati kepada semua yang terdampak akibat banjir dan tanah longsor dahyat di berbagai wilayah Sumatra tersebut.

 

Dalam kesempatan yang sama, Gerakan Nurani Bangsa juga mengapresiasi semua pihak yang sudah melakukan respon cepat, mengumpulkan sumber daya untuk membantu mengangkat beban para korban. Gerakan Nurani Bangsa juga mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia untuk melakukan solidaritas kemanusiaan. "Aksi – aksi nyata untuk meringankan beban mereka yang terdampak dan meneguhkan persatuan sesama anak bangsa," demikian dikutip dari siaran pers.

 

Lebih lanjut, Gerakan Nurani Bangsa menegaskan bahwa kekayaan alam Indonesia adalah anugerah Tuhan yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara arif dan bijaksana, demi kebutuhan yang ada saat ini maupun kepentingan generasi mendatang. Bencana yang terjadi merupakan cerminan atas kebodohan, ketidakpedulian dan keserakahan manusia terhadap kelestarian alam.

 

Sampai saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 3 Desember 2025 pukul 15.50 WIB menunjukkan korban meninggal 811 orang, Korban hilang 623 orang, Korban terluka 2.600 orang.

 

"Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan kepada kita semua untuk mengatasi ujian yang ada," pungkas Gerakan Nurani Bangsa.

 

Sebagaimana diketahui, Gerakan Nurani Bangsa digerakkan oleh Ibu Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof M Quraish Shihab, KH Ahmad Mustofa Bisri, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Omi Komariah Nurcholish Madjid, Romo Frans Magniz Suseno, Prof Amin Abdullah, Bhikkhu Pannyavaro Mahathera, Alissa Q Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Pendeta Jacky Manuputty, Pendeta Gomar Gultom, Romo A Setyo Wibowo SJ, Erry Riyana Hardjapamekas, Eri Seda, Laode Moh Syarif, Makarim Wibisono, Komaruddin Hidayat, dan Slamet Rahardjo.

 



Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan   mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: https://filantropi.nu.or.id/galang-dana/yuk-bantu-korban-bencana-di-indonesia

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang