KH Hasyim Wahid, adik bungsu Gus Dur yang hari ini berpulang ke pangkuan Allah. (Foto: NU Online/istimewa).
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jakarta, NU Online
KH Hasyim Wahid, adik bungsu Gus Dur yang hari ini berpulang ke pangkuan Allah, ternyata adalah sosok yang unik sekaligus dermawan. Dikatakan unik, karena perilakunya paradoks. Di satu sisi ia adalah seorang motivator, selalu berpikir tentang kaderisasi, khususnya kader NU. Gus Im, sapaan akrabnya, cukup ngemong terhadap kader-kader muda NU.
”Gus Im cukup rasional dalam memandang masa depan NU. Beliau berpendapat kader NU harus digembleng untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin berat,” ujar Presiden Sarbumusi, Syaiful Bahri Ansori kepada NU Online via aplikasi WhatsApp, Sabtu (1/8).
Namun di luar itu, Gus Im juga penyuka keris, bahkan bisa membuat keris. Walaupun demikian, beliau juga belajar menembak dan suka memainkan granat nanas. Dikatakan SBA, sapaan akrabnya, ‘hobi’ Gus Im itu menunjukkan dua karakter yang berbeda: keris berbau klenik, granat berbau modern namun fungsinya memiliki sedikit kesamaan. Yaitu alat mempertahankan diri.
“Saya tidak paham maksudnya, tapi selama saya bergaul dengan beliau, begitulah beliau,” jelas SBA, mantan Ketua Umum PB PMII itu.
Selain dikenal sebagai sosok yang unik, Gus Im juga dikenal dermawan. SBA lalu mencontohkan saat dirinya ingin membangun gedung kantor PB PMII di Jakarta. Ketika itu, kata SBA, dirinya pernah mengeluh kepada Gus Im tentang hal tersebut.
“Gus, saya mau beli kantor untuk PB PMII, tapi dananya kurang, tanah dan rumahnya sudah ada. Apa saya boleh minta (dana) kepada seseorang untuk beli tanah tersebut?” kata SBA mengulangi ucapannya kepada Gus Im saat mengeluh soal keinginannya untuk punya kantor PB PMII sekian tahun yang lalu.
Namun di luar dugaan, Gus Im menjawab begini: “Mboten usah pun mas!” (tidak usah sudah mas). Gus Im lalu meminta SBA untuk menemuinya keesokan harinya di suatu tempat pukul 06.00 WIB.
“Kepanggih kulo?” lanjut SBA menirukan kata-kata Gus Im.
Maka di tempat dan jam yang telah ditentukan, SBA berangkat untuk menemui Gus Im. Dan betul, tenyata Gus Im sudah stanby di tempat itu. Saat SBA datang, Gus Im bergegas menyodorkan segepok uang kepada dirinya.
“Akhirnya tercapailah keinginan saya untuk membeli kantor PB PMII. Dari situlah kami bangun kantor PB PMII yang cukup reprsentatif itu,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua