Nasional NU PEDULI BANTEN-LAMPUNG

Gus Ishom: Cinta dan Kasih Sayang Pulihkan Jiwa Korban Tsunami

Sabtu, 29 Desember 2018 | 04:30 WIB

Gus Ishom: Cinta dan Kasih Sayang Pulihkan Jiwa Korban Tsunami

Foto: Gus Ishom bersama Istri

Lampung Selatan, NU Online
Bantuan logistik dan dukungan moril terus mengalir dari Keluarga Besar Nahdlatul Ulama di Provinsi Lampung. Sumbangsing berbagai keperluan hidup bagi para korban terdampak tsunami di Lampung Selatan tidak hanya datang dari kepengurusan di tingkat provinsi dan kabupaten.

Tingkatan kecamatan beserta badan otonom dan lembaganya serta para tokoh NU juga ikut berbagi rezeki kepada para korban yang saat ini hidup dengan keterbatasan di pengungsian.

Seperti yang dilakukan oleh Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin (Gus Ishom) yang sudah berada di lokasi sejak hari pertama bencana terjadi. Setiap hari hingga malam Gus Ishom mengunjungi para pengungsi.

Didampingi sang istri dan sejumlah relawan, kiai muda kelahiran Lampung ini menyusuri lokasi pengungsian sekaligus memberikan dukungan moril dan materiil kepada para korban.

"Para pengungsi terdampak tsunami Selat Sunda memerlukan rehabilitasi cepat, baik fisik seperti rumah-rumah mereka yang hancur maupun mental mereka yang trauma dan dicekam ketakutan. Untuk itu mereka sangat memerlukan kasih sayang kita dan membutuhkan pendampingan yang tentunya membutuhkan waktu secukupnya dan jelas dana yang tidak sedikit," ungkapnya.

Rasa cinta dan kasih sayang dari seluruh bangsa lanjutnya sangat mereka perlukan, hingga mereka dapat pulih kembali, hidup layak dan normal sebagaimana sebelum bencana itu terjadi.

"Berseragam NU Peduli, bersama isteri bersiap sejak pagi hari dari Kota Bandar Lampung menuju lokasi bencana di sepanjang pesisir Kalianda, Lampung Selatan, untuk menyalurkan bantuan kepada para pengungsi yang terdampak tsunami," katanya.


Foto: Gus Ishom membagikan logistik kepada para korban tsunami


Menurutnya ada kenikmatan dan kepuasan hati tersendiri saat menyerahkan sedikit bantuan secara langsung ke tangan para pengungsi.

"Mohon doa keselamatan bagi kami, karena bahaya tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau bisa muncul kapan saja," pintanya.

Terkait dengan musibah dalam kehidupan, Gus Ishom mengungkapkan agar jiwa kita kuat dan tenang dalam menghadapi problema kehidupan yang datang silih berganti, setiap kita setidaknya perlu memiliki dua sifat yaitu bersabar dan bersyukur.

"Dengan bersabar kita menjadi bisa tegak dengan kokoh dari terpaan badai dan goncangan yang tiba-tiba datang menimpa dan  tidak mudah berputus asa. Dengan bersyukur kita menjadi hamba Tuhan yang selalu optimis, dan tidak gampang mengeluh dalam menghadapi setiap kesulitan," jelasnya.

Sifat sabar dan syukur ini sangat membantu kita meraih masa depan yang lebih baik dan lebih mampu realistis dalam menyelesaikan masalah apa saja.

"Namun, untuk meraih dua sifat tersebut setiap kita harus bersedia belajar langsung dari kehidupan nyata sepanjang hidupnya. Belajarlah dengan cepat tentang kesabaran dan kesyukuran antara lain dengan menengok saudara-saudara kita yang sedang menderita sakit, menyantuni anak-anak yatim,  para fakir miskin, berempati dan membantu mereka yang sedang tertimpa musibah," katanya.


Foto: Penyerahan Bantuan dari MWCNU Ketapang di Pos NU Peduli


Sepekan setelah tsunami bantuan masih terus mengalir dari seluruh elemen NU di Lampung. Seperti yang terlihat pada Sabtu (29/12) di Pos NU Peduli Tsunami Lampung yang berlokasi di Kantor PCNU Lampung Selatan.

Sejumlah pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan menyerahkan bantuan logistik dan uang yang diserahkan langsung oleh Ketua MWC KH Muhlisin.

"Mudah-mudahan membantu para korban bencana. Ini ada logistik seperti pakaian, nasi bungkus dan dana yang kami galang dari Kecamatan Ketapang bersama banom-banom kami," kata Kiai Muhlisin saat menyerahkan bantuan dan diterima oleh salah satu relawan Tim NU Peduli. (Muhammad Faizin)