Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Tsaquf saat menyampaikan sambutan pada kegiatan puncak hari lahir yang ke-63 di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) Jalan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan kegiatan puncak hari lahir yang ke-63 di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) Jalan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023) malam.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Tsaquf. Ketika sampai di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Gus Yahya langsung disambut shalawat badar oleh peserta yang hadir. Selanjutnya ia naik ke panggung disambut dengan tradisi palang pintu, setelah itu diberikan kendi kecil oleh Ketua Lesbumi KH Jadul Maula.
Dalam orasi budayanya Gus Yahya mengucapkan selamat hari lahir yang ke-63, ia mendoakan agar Lesbumi selalu mendapatkan keberkahan.
"Alhamdulillah selamat ulang tahun ke-63 untuk Lesbumi, ini berkah bahwa sudah mencapai usia 63," ujarnya.
Lebih lanjut Gus Yahya mengatakan bahwa ketika Lesbumi didirikan, para pendiri NU harus berpikir keras untuk mencari nama nomenklatur yang tepat.
Baca Juga
Kenapa Harus Ada Lesbumi?
"Maka dipakai nama yang sebetulnya sangat longgar, karena seniman dan budayawan muslimin Indonesia. Jadi yang dirangkai bukan gagasan-gagasan, tetapi orang-orang yang beragama Islam yang bekerja dan berkegiatan di budaya dan seni," imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa latar belakang didirikannya Lesbumi dibentuk sebagai instrumen politik dari partai NU, sebagai tanggapan respons atas didirikannya Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) oleh PKI.
"Partai NU membentuk Lesbumi sebagai instrumen politik, apa kepentingannya? Ini sebagai respons tanggapan yang dilakukan oleh PKI yang menjadi saingan NU, membentuk instrumen dengan apa yang disebut Lekra. Maka pada dasarnya alasan didirikannya Lesbumi adalah pertarungan politik, kebutuhan untuk kampanye," jelsnya.
Di saat yang bersamaan media seni modern mulai diperkenankan dan menjadi populer diantaranya dalam bentuk seni musik film. "Maka Kebetulan kalau kemudian Usmar Ismail, Jamaluddin Malik, Asrul Sani yang diberi mandat mendirikan Lesbumi. Karena mereka tokoh yang populer sekali dalam berbagai wahana seni modern waktu itu," ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Lesbumi NU KH Jadul Maula mengungkapkan sangat bersyukur Lesbumi bisa menyelenggarakan puncak hari lahir ke 63.
"Jadi Lesbumi lahir tanggal 21 Syawal 1381 H, sekarang ini tahun ke-63, kita mengikuti pakai kalender hijriah. Kalau tanggal masehi itu 28 Maret 1962, kalau masehi 61 tahun kalau pakai hijriah 63 tahun," ujarnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua