Afina Izzati
Kontributor
Rembang, NU Online
Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) menuturkan salah satu cara seseorang agar mendapatkan berkah yaitu harus merasakan khidmah dan pengabdian kepada guru-guru. Jika mendapatkan keberkahan dari para alim ulama, insyaallah segala sesuatunya terasa cukup lahir dan batin.
“Barang siapa yang ingin diberikan hati dan keluarga yang tenang dan tentram, maka mendekat dan pasrahlah kepada Allah swt,” kata Gus Yusuf dalam Haul Akbar Simbah KH Ma’shoem Ahmad Lasem, Rembang, yang ditayangkan YouTube TV9, pada Ahad (2/10/2022) malam.
“Jika seseorang tidak bisa merasa menjadi orang yang banyak salah dan dosa, maka bersandarlah kepada orang-orang yang diyakini dekat dengan Allah. Itu adalah wasilah agar mendapatkan petunjuk dan pertolongan Allah,” sambungnya.
Gus Yusuf menambahkan bahwa seseorang yang dekat dengan Allah swt adalah kekasih-Nya, yaitu Rasulullah Muhammad saw. Oleh karena itu, perlu memperbanyak membaca shalawat sebagai wasilah dan berharap mendapat pertolongan serta syafaatnya Nabi Muhammad saw baik di dunia maupun akhirat.
“Karena kita tidak hidup di zaman Nabi sehingga kita bisa mendekatkan diri juga kepada para alim ulama sebagai pewaris Nabi. Termasuk acara haul ini dalam rangka mendekatkan diri dengan kekasih Allah swt, yaitu Mbah Ma’shoem Ahmad, yang kita yakini beliau adalah orang yang dekat dengan Allah dan Rasulullah,” tegasnya.
Gus Yusuf memaparkan, khidmah juga dapat dilaksanakan dengan meneruskan perjuangan guru-guru, termasuk seperti yang dilakukan Mbah Ma’shoem Ahmad yaitu ikut mendeklarasikan Nahdlatul Ulama (NU). Oleh karena itu, perlu secara bersama-sama menghidupkan apa yang menjadi program NU dengan niat khidmah kepada para muassis dan para guru.
“Para ulama juga meninggalkan pesantren, maka cara berkhidmahnya adalah dengan cara merawat dan mengurusnya dengan baik. Sebagai orang tua maka dapat mengembalikan anaknya ke pesantren di mana pun sebagai wujud khidmah, asal pesantren yang dipilih jelas NU,” imbuh putra KH Chudlori Magelang ini.
Gus Yusuf juga menerangkan bahwa pesantren adalah sebagai ikhtiar untuk mencetak anak-anak yang shaleh-shalehah. Selain itu, juga sebagai upaya menghidupkan jam’iyah NU. Karena pesantren adalah benteng pertahanan jam’iyah NU. Putra-putri yang shaleh-shalehah adalah bentuk amal jariyah orang tua yang dapat mengurangi dosa dan menambah amal.
“Ketika anak-anak kembali ke pesantren, orangtua hanya menunggu dan berharap memanen anak-anak yang shaleh-shalehah di kemudian hari. Karena selama di pesantren anak-anak diingatkan oleh kiai untuk menjalankan ibadah, minimal shalat waktu dapat dijalankan dengan baik,” pungkas Gus Yusuf.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Baca Juga
Gus Yusuf: Akhlak Itu di Atas Ilmu
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua