Nasional BULAN GUS DUR

Gusdurian Peduli, Sayap Jaringan Gusdurian dalam Kerja-Kerja Kemanusiaan

Kamis, 15 Desember 2022 | 14:45 WIB

Gusdurian Peduli, Sayap Jaringan Gusdurian dalam Kerja-Kerja Kemanusiaan

Gusdurian Peduli.

Jakarta, NU Online 

Gusdurian Peduli adalah unit kerja Jaringan Gusdurian yang lahir untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan Gus Dur diranah kemanusiaan. Yayasan ini dibentuk dengan tujuan untuk mengelola kerja-kerja jaringan Gusdurian dibidang tanggap bencana, pemberdayaan sosial dan ekonomi serta pengorganisasian relawan yang sebelumnya bernama “Lumbung Amal Gusdurian.”


Koordinator Gusdurian Peduli, A’ak Abdullah Al Kudus mengatakan keterlibatan jaringan gusdurian ini sudah dirintis sejak 2014 hingga hari ini, mulai dari bantuan untuk pengungsi rohingnya di Aceh pada tahun 2015, tragedi pembunuhan Salim Kancil di Lumajang pada 2015, bantuan untuk korban bom bunuh diri di Surabaya pada 2018 hingga korban gempa bumi di Lombok, Tsunami di Palu, Sigi dan Donggala.

 

Hingga pada 4 Agustus 2019 dibentuklah lembaga filontropi Gusdurian Peduli untuk melanjutkan lumbung amal Gusdurian.


“Banyak usulan dari beberapa senior agar Gusdurian punya lembaga filontropi yang tidak memiliki sekat hanya untuk agama tertentu saja tetapi merangkul semua. Komunitas gusdurian ini punya modal besar nama Gus Dur, Gusdurian, isu toleransi dan punya komunitas yang jumlahnya luar biasa,” ungkap Gus A’ak kepada NU Online.


Modal besar ini, lanjutnya, membawa lembaga filantropi ini semakin eksis dan respon orang cukup besar. Misalnya ketika masuk bulan Maret 2020 saat Indonesia pertama kali dilanda Covid-12, Gusdurian sudah diituntut kerja dan ikut menangani konflik Wamena. 


“Saat Covid kita buka posko di Indonesia dan Malaysia ada 67 posko yang didirkan. Itu cukup mengagetkan karena ibarat bayi baru lahir langsung diajak lari tapi dari situ kita belajar banyak,” terang Gus A'ak.


Dalam menjalankan fungsinya Gusdurian Peduli mendapatkan mandat antara lain, menjadi inisiator kerja-kerja kemanusiaan di jaringan Gusdurian, menjadi konsolidator kerja-kerja kemanusiaan di Jaringan Gusdurian dan melakukan diseminasi/promosi nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur melalui kerja-kerja kemanusiaan.


Gus A’ak menuturkan dalam melaksanakan kerja-kerja kemanusiaan di lapangan, Gusdurian Peduli mengedepankan responsif, inklusif, dan humanis. Berjejaring dengan seluruh komunitas Gusdurian yang tersebar di berbagai daerah serta membangun jejaring lintas agama dan lembaga lain yang memiliki kepedulian terhadap kemanusiaan tanpa batas dan sekat. 


Untuk menjalankan visi dan misinya, Gusdurian Peduli juga berpegang teguh pada sembilan nilai utama Gus Dur meliputi, ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, dan kearifan tradisi.


Program khusus


1) Peduli anak yatim

Gusdurian Peduli membuka program khusus dan tempat layanan kepada anak yatim piatu. Pendataan ini dibuat oleh Gusdurian Peduli untuk mendata anak-anak yatim dan piatu yang orang tuanya meninggal karena pandemi Covid. Adapun bantuan yang diberikan berupa beasiswa pendidikan dan layanan psikologi.


2) Ambulan laut untuk pulau terpencil

Saat ini Gusdurian Peduli memiliki lima ambulan dan satu perahu kayu yang nilainya tidak murah, satu unit berkisar 400 juta. Ambulan ini diberikan ke pulau-pulau terpencil seperti pulau Madura.


“Di Madura ketika masyarakat dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit terdekat butuh waktu lima jam sementara ke rumah sakit  Sumenep butuh 15 jam, sewa perahu mahal. Dengan ambulan laut hanya membutuhkan waktu 1 jam tanpa mengeluarkan uang jutaan cukup membeli bahan bakal, yang tidak mampu kita gratiskan,” jelas Gus A'ak.


3) Hunian sementara kampung Gusdurian

Serangkaian gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter pada 28 September 2018 memicu tsunami di pantai Palu serta menyebabkan terjadinya likuefaksi di beberapa tempat di Sulawesi Tengah.

 

Gusdurian peduli menyediakan 20 huntara berukuran 3x4 meter dan masjid sementara berukuran 6x8 meter juga memfasilitasi pengadaan 29 perahu terdiri dari 17 perahu mesin dan 12 perahu dayung bagi nelayan di desa Walandano, Balaesang Tanjung, Donggala.  


Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad menambahkan Gusdurian Peduli menjadi wadah atau sayap jaringan gusdurian diranah kemanusiaan. Misalnya terlibat dalam penanganan bencana alam dan bencana sosial di berbagai daerah di Indonesia.

 
“Ketika ada bencana alam atau bencana sosial Gusdurian mengumpulkan donasi dari masyarakat untuk membantu sesama. Hal ini menjadi penting dari gerakan Gusdurian dalam mendiseminasi upaya nilai dan keteladanan Gus Dur,” ujar Alumni Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.


Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad