Habib Luthfi bin Yahya (berdiri 4 dari kanan) usai dikukuhkan sebagai anggota Dewan Pembina YPI Nasima Semarang (Foto: NU Online/Samsul)
Samsul Huda
Kontributor
Semarang, NU Online
Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman) Habib Luthfi bin Ali Yahya mengajak semua warga masyarakat untuk selalu menumbuhkan semangat nasionalisme, mencintai, dan merasa memiliki 'melu handarbeni' Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kalau bukan kita, anak bangsa yang tinggal menikmati hasil kemerdekaan, tidak ikut bersusah payah melawan penjajah, siapa lagi yang akan merawat dan memelihara Sang Saka Merah Putih ini," tegas Habib Luthfi saat dikukuhkan menjadi anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima Semarang, Rabu (3/2).
Menurutnya, untuk mewujudkan itu semua bisa dilakukan melalui berbagai cara. Di antaranya dengan memaksimalkan peran dan fungsi berbagai organisasi, perkumpulan dan lembaga-lembaga pendidikan.
"Cara praktis untuk membangun jiwa nasionalisme itu bisa mengikuti cara-cara yang ditempuh Wali Songo dalam berdakwah. Para wali itu datang dari Timur Tengah, juga dari beberapa negara lain, tetapi kehadiran mereka di bumi nusantara ini tidak membawa kegaduhan, keonaran, dan keributan," terang Ketua Forum Ulama Sufi Dunia itu.
Dia menambahkan, kehadiran Wali Songo justru membawa kebaikan, kedamaian, dan kesejahteraan sehingga disambut oleh warga setempat dengan keramahan dan suka cita.
"Ini bisa terjadi karena mereka merasa melu handarbeni, rasa memiliki, dan rasa cinta tanah air daerah yang mereka kunjungi. Mereka datang membawa ahli pertanian, ahli keuangan, ahli pendidikan, ahli kesehatan, ahli perdagangan dan lain-lain," ucapnya.
"Mereka pun berpakaian seperti pakaian yang dipakai oleh warga setempat. Melalui jalur pernikahan, perkawinan semakin memantapkan rasa nasionalisme mereka. Ini yang harus kita contoh," sambungnya.
Dikatakan, kepada generasi yang tinggal menikmati hasil kemerdekaan ini harus selalu diingatkan pentingnya sikap mencintai tanah airnya. Karena kemerdekaan yang telah dicapai tak lepas dari perjuangan para leluhur, ulama, dan penggerak masyarakat yang telah mengorbankan jiwa raganya.
"Salah satu cara praktis untuk menanamkan cinta tanah air adalah dengan menghormati bendera merah putih. Meskipun menjahit bendera merah putih itu gampang, namun ternyata sejarah berbicara banyak darah yang mengucur ketika para pendahulu menurunkan bendera Belanda dan menggantinya dengan bendera merah putih," ungkap anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini.
"Karena itulah pada diri anak-anak Indonesia harus ditanamkan rasa hormat yang luar biasa kepada merah putih. Saat menyuci dan merawatnya dilakukan dengan penuh perasaan cinta," imbuhnya.
Upacara pengukuhan berlangsung di kediaman pendiri YPI Nasima, H Yusuf Nafi, Grand Marina Semarang. Pembacaan Surat Keputusan disampaikan Ketua Dewan Pembina KH Hanief Ismail yang juga Rais PCNU Kota Semarang .
Kia Hanif mengatakan, porosesi pengukuhan ini dilaksanakan dalam suasana sederhana dan dihadiri dewan pembina, dewan pengurus, dan dewan pengawas yayasan. Sedang para guru dan karyawan YPI Nasima mengikuti acara ini secara daring dari rumah masing-masing.
"Kami selalu menanti wejangan dan bimbingan Habib Luthfi dalam menyiapkan generasi penerus yang memiliki nasionalisme tinggi sebagaimana yang beliau harapkan," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Dari Musibah menuju Muhasabah dan Tobat Kolektif
2
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
3
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
4
Khutbah Jumat Akhir Tahun 2025: Renungan, Tobat, dan Menyongsong Hidup yang Lebih Baik
5
Khutbah Jumat: Ketika Amanah Diberikan kepada yang Bukan Ahlinya
6
Pesantren Lirboyo Undang Mustasyar PBNU hingga PWNU dan PCNU dalam Musyawarah Kubro
Terkini
Lihat Semua