Nasional

Hadir, PBNU Harap Konferensi Internasional Dialog Islam di Bahrain Lahirkan Kemaslahatan dan Perdamaian

Kamis, 20 Februari 2025 | 11:30 WIB

Hadir, PBNU Harap Konferensi Internasional Dialog Islam di Bahrain Lahirkan Kemaslahatan dan Perdamaian

Konferensi Internasional Dialog Islam di Manama, Bahrain, Rabu (19/2/2025). (Foto: dokumentasi Ahmad Ginanjar Syaban)

Manama, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut serta berpartisipasi dalam acara Konferensi Internasional Islamic Dialogue (Dialog Intra-Islam) yang diadakan di Manama, ibu kota Kerajaan Bahrain, pada Rabu dan Kamis (19-20/2/2025).

 

Konferensi tersebut mengambil tema "Satu Bangsa, Satu Masa Depan", yang digelar oleh Majelis Hukama al-Muslimin (Muslim Council of Elders) yang berkantor di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab; juga atas Prakarsa dan dukungan penuh Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, dan dihadiri oleh Grand Imam Al-Azhar Mesir Prof Syekh Ahmad al-Thayyib, serta dihadiri oleh lebih dari 400 ulama terkemuka, cendekiawan, otoritas agama, pemimpin, intelektual, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia Islam. 

 

Konferensi "Dialog Intra-Islam" memfokuskan untuk membangun jembatan dialog antarkelompok dan madzhab dalam dunia Islam, serta menghimpun para ulama, cendikiawan, dan tokoh umat Muslim di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk menggalang konsolidasi demi masa depan dunia Islam dan kemanusiaan yang lebih damai dan berkeadaban.

 

Konferensi tersebut dibuka oleh Syekh Abdul Rahman bin Muhammad bin Rashid Al Khalifa, Ketua Dewan Tinggi Islam Kerajaan Bahrain sekaligus Ketua Komite Tinggi "Islamic Dialogue", dilanjutkan dengan pidato sambutan kunci dari Grand Imam Al-Azhar Prof Syekh Ahmad Al-Thayyeb.

 

Sesi pembukaan konferensi "Islamic Dialogue" kemudian dilanjutkan dengan pidato kunci yang disampaikan masing-masing oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, disusul oleh Hussein Brahim Thaha Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Anggota Dewan Pimpinan Senior Republik Islam Iran Ayatollah Syekh Ahmad Moballegi, Kepala Dewan Kemuftian Kesultanan Oman Sheikh Ahmad al-Siyabi, dan Ketua Dewan Senat Kazakhstan Maulen Ashimbayev.

 

Wasekjen PBNU Najib Azca yang turut serta hadir dan berpartisipasi dalam konferensi tersebut mengungkapkan dukungannya secara penuh atas terselenggaranya forum penting yang menghimpun para pimpinan dan ulama terkemuka dunia Islam ini. Ia menegaskan agar konferensi internasional itu dapat mencapai hasil untuk kemaslahatan umat Muslim di seluruh dunia. 

 

"Sangat mendukung dan mengapresiasi terselenggaranya konferensi internasional ini yang berupaya untuk membangun jembatan dialog dan mengukuhkan persatuan dan persaudaraan antar umat Muslim. Kami berharap agar forum ini dapat mencapai hasil-hasil yang konkret dan berkelanjutan untuk kemaslahatan umat Muslim secara khusus, dan perdamaian dunia serta kemanusiaan secara umum," tegas Azca.

 

Sementara itu, Ginanjar Sya'ban juga mengungkapkan jika antara PBNU dan Muslim Council of Elders telah terjalin kerja sama yang erat. Kedua institusi besar dunia Islam itu berperan penting dalam memainkan isu-isu strategis dan global dunia Islam. 

 

Ditambahkan oleh Sya'ban, bahwa dengan diselenggarakannya konferensi internasional ini, pihaknya berharap bahwa dialog antara mazhab, budaya, dan kelompok Muslim dapat menciptakan perdamaian dan harmoni.

 

Selain dari PBNU, hadir juga delegasi Indonesia lainnya, seperti Pengurus Pusat Muhammadiyah yang diwakili oleh Prof Syafiq Mugnni (Ketua PP Muhammadiyah), Prof M Quraish Shihab (pendiri dan anggota Muslim Council of Elders), serta TGB M. Zainul Majdi (Anggota Komite Eksekutif Muslim Council of Elders).