Nasional

Haul Gus Dur tak Semata Diperingati

Sabtu, 5 Januari 2013 | 04:44 WIB

Jombang, NU Online
Hampir semua orang sepakat bahwa Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah sosok yang layak ditauladani. Tidak semata dalam gagasan, juga dalam tataran perilaku atau tindakan.

<>

Yang mendesak untuk segera dilakukan adalah menampilkan kiprah dan dedikasinya dalam keseharian. Apalagi dalam waktu dekat, Jombang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah.

Ini di antara benang merah yang disampaikan sejumlah narasumber pada kegiatan "Meneguhkan Spirit Perjuangan Gus Dur: Refleksi Kritis Menjelang Transisi Kepemimpinan Jombang" (4/1). 

Acara yang diselenggarakan di kantor PC Lakpesdam NU Jombang ini menghadirkan Ahmad Athoillah (Ketua PC ISNU Jombang), Pendeta Sutrisno (GKI Jombang) serta Aan Anshori (GusDurian Jombang).

Dalam paparannya, Gus Athok -sapaan Ketua PC ISNU Jombang- menmandaskan sebenarnya banyak gagasan Gus Dur yang masih relevan dengan kondisi kekinian. 

"Yang sangat terasa adalah bagaimana seorang Gus Dur mampu menjadi payung bagi semua golongan," katanya. Sosok dengan komitmen seperti ini yang sangat dibutuhkan sebagai pemimpin masa depan. 

"Mereka yang berkeinginan dan mampu menyapa berbagai lapisan masyarakat, tentu akhirnya dapat dengan mudah menyerap aspirasi masyarakat," lanjutnya. Namun demikian, yang juga penting adalah bagaimana merealisasikan janji-janji dan komitmen politik tersebut manakala telah terpilih sebagai orang pertama di kota santri ini.

Karena sudah jamak terjadi, beberapa pemimpin yang demikian terbuka dengan masyarakat, namun melakukan itu hanya saat masa kampanye. 

"Namun setelah terpilih, sangat jarang yang mau mempertahankan dalam masa kepemimpinannya," katanya prihatin. 

Pada acara yang berlangsung sejak jam 20.00 hingga tengah malam ini, beberapa peserta juga menyampaikan berbagai keprihatinan seputar kesungguhan dan keberpihakan para pemimpin. Yang lebih mengemukan adalah rendahnya komitmen mereka dalam mengayomi dan melindungi masyarakat. 

"Memang tidak mudah mencari pemimpin yang bisa memuaskan semua pihak," kata Pendeta Sutrisno. "Namun diantara yang telah siap untuk maju, pasti akan ada yang lebih baik," lanjutnya.

Karena itu, pada kesempatan ini semua peserta sepakat bahwa momentum memperingati tiga tahun wafatnya Gus Dur, hendaknya tidak semata diperingati. Yang mendesak adalah melakukan penyadaran khususnya kepada diri sendiri terhadap pentingnya sosok yang rela mengayomi dan melindungi kepentingan orang banyak. 

"Tanpa itu, peringatan Gus Dur hanya berhenti pada seremonial tanpa ada pengaruh dalam realita," kata Aan Anshori.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Saifullah