Kota Banjar, NU Online
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengapresiasi rekomendasi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019 yang mengasilkan sejumlah gagasan strategis, termasuk solusi atas bahaya sampah plastik.
Munas dan Konbes NU yang digelar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo Kujangsari, Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, selama tiga hari memutuskan bahwa diperlukan sejumlah upaya serius dalam menangani sampah plastik.
Keputusan Munas NU berbunyi 'penanganan sampah plastik harus memasukkan elemen budaya, sehingga terbangun cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap pentingnya menghindarkan diri dari bahaya sampah plastik'.
JK mengatakan bahwa sampah melahirkan bahaya yang sangat besar untuk Indonesia. "Sampah plastik itu tahan 100 tahun, tidak hancur, beda dengan kertas dan buah-buahan," kata JK.
Alasan terjadinya limbah sampah plastik kata JK disebabkan oleh beberapa hal antara lain, industri dan perubahan budaya. "Penyebabnya teknologi, budaya malas mencuci sehingga melahirkan plastik sekali pakai. "Muncul kemalasan mencuci piring, inginnya sekali pakai. Waktu belanja jaman dulu bawa keranjang ibu-ibu kita, tapi sekarang beli apa langsung dikasih plastik. Sampai rumah dibuang. Jadilah sampahnya banyak dan berbahaya, sampai anak-cucu kita," kata dia.
JK hadir di penutupan Munas-Konbes NU pada Jumat (1/3). Sebelum menutup JK menerima hasil-hasil rekomendasi Munas NU yang berisi sejumlah hal penting. Selain masalah sampah, ada juga masalah kewarganegaraan, lembaga fatwa, money game, dan peran NU dalam konflik internasional. (Ahmad Rozali)