Kajian Tastafi Asuhan Mustasyar PBNU Abu Mudi Kembali Aktif setelah Pulang Haji
Senin, 24 Juli 2023 | 09:00 WIB
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Banda Aceh, NU Online
Pengajian Tasawuf Tauhid dan Fiqih (Tastafi) yang diasuh oleh Mustasyar PBNU, H Hasanoel Basri HG (Abu Mudi) kembali akan diaktifkan pada Rabu (26/7/2023). Hal ini menyusul Abu Mudi sudah kembali ke Tanah Air setelah melaksanakan ibadah haji. Kajian ini sebelumnya memang rutin diadakan setiap hari Rabu.
"Alhamdulillah, Rabu ini 26 Juli 2023 kembali aktif pengajian rutin Tastafi yang diasuh Abu Mudi). Keputusan ini setelah bermusyawarah dengan Al-Mukarram Abu Mudi," kata salah seorang pengurus Pengajian Tastafi Abi Ismail Mideun Geudong kepada NU Online, Senin (24/7/2023).
Abi Mideun juga mengharapkan agar jamaah dapat memberitahukan kepada masyarakat dan jamaah yang lainnya tentang kembali diaktifkannya pengajian rutin Tastafi Pusat di Balee Al-Bakri Samalanga ini. "Mohon disampaikan kepada jamaah atau masyarakat lainnya bahwa pengajian Tastafi telah kembali aktif yang diasuh Abu Mudi yang digelar di tempat biasanya di Balee Al-Bakri Samalanga AlBakri," pintanya.
Pimpinan Dayah Mathlabul Ilmi Al-Aziziyah Samalanga ini menjelaskan, majelis pengajian dan zikir pimpinan Tastafi yang didirikan Abu Mudi ini merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam kajian dan pengembangan syariat Islam yang berpaham Ahlusunnah wal Jamaah dalam bidang tauhid, fiqih, dan tasawuf.
Sementara itu, Tgk Fauzan Asim Saleh salah seorang mahasiswa Aceh yang sedang melaksanakan studi di negeri Suriah itu mengatakan pengajian Tastafi oleh Abu Mudi sangat dinantikan oleh masyarakat luas terlebih pembahasan dan kajiannya sesuai kondisi di era digital seperti saat ini.
Baca Juga
Pengertian Hijrah dalam Kajian Tasawuf
"Pengajian Abu Mudi kian dicari masyarakat terlebih dapat diakses secara online melalui aplikasi zoom dan hendaklah linknya dapat disebar bukan hanya keluarga besar atau alumni Mudi namun masyarakat secara luas," ujarnya.
Mahasiswa pascasarjana Universitas Imam Auzai Suriah ini menyebutkan, lahirnya Tastafi oleh Abu Mudi untuk menjaga sekaligus mengembangkan syiar Islam di tengah zaman yang kian maju. Dan antusias masyarakat menyambut pergerakan dakwah dan pendidikan ini dengan sangat tinggi.
"Ini merupakan satu implementasi petuah dan peuneutouh (kalam hikmah) Allahuyarham Syaikhuna Abon Aziz Samalanga beut seumeubeut (taklim), sehingga Tastafi saat ini bukan hanya berkembang dan menjadi oase dan santapan rohani masyarakat Aceh juga luar Aceh, baik Sumatera maupun daerah lainnya di Nusantara bahkan Tastafi juga telah “go internasional”, merambah Eropa dan benua lainnya," lanjutnya.
Baca Juga
Tasawuf Tanpa Thariqah sama dengan Nol
Ini dibuktikan menurut Tgk Fauzan dengan diadakannya pengajian Tastafi di belahan negara tersebut baik Denmark, Swedia, Norwegia, dan sejumlah negara lainnya.
"Lahirnya Tastafi bukanlah pergerakan dan wadah politik dan Tastafi juga bukanlah milik masyarakat dayah juga bukan milik dayah, tetapi milik umat dan masyarakat," pungkasnya.
Tgk Fauzan berharap, keberadaan Tastafi di sejumlah elemen masyarakat baik di pedesaan, perkotaan, kalangan birokrasi, kampus, dan lainnya mampu menjadi penyelamat generasi penerus Islam.
"Maka dengan semangat dan ruh militansi, kita berharap Tastafi mampu membumikan Ahlussunnah wal Jamaah dan mewarnai serta menjaga regulasi syariat Islam di negeri ini termasuk masyarakat dunia," pintanya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua