Brebes, NU Online
Menikmati alunan musik grup Kasidah EzzurA Semarang, sama persis dengan menyantap alunan dendang syahdu Nasida Ria. EzzurA, terlahir dari rahim Nasida Ria sebagai bentukan regenerasi genre musik Kasidah untuk meramaikan belantika musik religi Indonesia.
“Kami menggodok mereka, sejak personilnya masih duduk dibangku kelas 5 SD, jadi bukan asal asalan dalam proses kelahirannya,” ujar pimpinan Nasida Ria Grup Choliq Zain saat berbincang dengan NU Online di sela pementasan EzzurA di Pondok Pesantren Modern Al-Falah desa Jatirokeh, Songgom, Brebes Jawa Tengah, Rabu (20/6).
Menurut Choliq, melahirkan sebuah grup musik tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh proses yang panjang, ketelatenan, kekompakan, dan tentunya harus dekat dengan Yang Maha Kuasa agar jiwa, dan raganya mampu menyajikan suguhan yang menyentuh hati pula. Keindahan bermain musik, tidak lepas dari campur tangan Allah SWT.
“Pembibitan personel EzzurA, berawal dari nol. Sama sekali belum kenal bermain musik sehingga benar-benar totalitas dan tak terkontaminasi,” ujar Choliq.
Secara berkala, mereka berlatih tanpa mengenal letih di Sekretariat Nasida Ria Jalan Raya Tugu 58 Telp 024-70151501 Semarang.
EzzurA, lanjutnya, menyajikan musik tidak hanya hiburan belaka, tetapi juga bagaimana agar hati pendengar tersentuh keimanannya sehingga bisa memperbaiki jalan hidupnya ke jalan yang lurus dan diridloi Allah SWT.
Choliq menceritakan, EzzurA terlahir sejak September 2014. EzzurA dibangun untuk membangkitkan kembali dunia musik bergenre kasidah di tengah gegap gempitanya dunia hiburan.
Meski demikian, EzzurA bangkit dengan menyajikan lagu lagu Nasida Ria dan agar diterima kalangan muda diselipkan lagu pop, dangdut bahkan gambus namun diaransemen kasidah.
Formasi EzzurA terdiri dari anak anak muda yang masih duduk di bangku SMP, SMA dan Mahasiswa. Mereka terdiri dari pimpinan Choliq Zain, Nazla Zain (penyanyi, MC), Romna (keyboard), Ana (bass), Mukaromah (guitar), Zaza (penyanyi), Immah (penyanyi), Dina (penyanyi), Faeza (biola), Resty (bass, tamborin), Fizsa (seruling), Fia (keyboard) dan Rahma (kendang).
Cikal bakal Nasida Ria itu sendiri berawal dari grup-grup rebana. Namun berkat inovasi dan kreasi dari M Zain, grup ini memiliki genre tersendiri.
Ia memiliki ciri khas berupa artis dan musisi pendukung yang terdiri dari wanita berjilbab. Kalau kasidah rebana lebih dominan menyanyikan lagu-lagu irama padang pasir, Nasida Ria berkreasi dengan syair dan lagu berbahasa Indonesia.
Nasida Ria yang lahir 1975 merupakan musik kasidah modern pertama di Indonesia. Di tengah merebaknya musik pop, dangdut dan aliran Barat, Nasida Ria hingga kini masih bertahan. Nasida Ria juga menguasai lagu-lagu berirama dangdut sebagai selingan show.
“Sebagai regenerasi kasidah legendaris, EzzurA selain show di berbagai tempat tampil juga di program televisi selama bulan Ramadhan 1439 Hijriyah,” tutur Choliq.
EzzurA merupakan generasi keempat dari Nasida Ria yang terdiri dari anak anak yang masih duduk di bangku SMP hingga kuliah. Generasi pertama dan kedua merupakan para senior Nasida Ria. Untuk generasi ketiga terdiri dari personel yang masih kuliah dan selesai kuliah dan tergabung di Nasida Ria.
“Generasi ketiga dan keempat, tergabung dalam grup EzzurA. Sebab generasi ketiga masih tergolong remaja yang intinya ikut Nasida Ria tetapi kadang mengisi juga ke generasi empat bila terjadi kekosongan personel karena sekolah yang tidak bisa ditinggalkan,” pungkasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)