Kasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Diminta Antisipasi Kekurangan Ruang Perawatan
Jumat, 4 Desember 2020 | 04:00 WIB
Masyarakat wajib melaksanakan protokol kesehatan supaya dapat menekan angka Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Kata dia, itu merupakan satu-satunya solusi yang rasional dibandingkan dengan gerakan-gerakan lain.
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Per Kamis (3/12) kemarin, jumlah orang yang dinyatakan positif Corona menembus angka 8 ribu 369 orang. Total terdapat 557.877 masyarakat Indonesia yang terpapar virus mematikan tersebut. Atas kejadian ini, pemerintah diminta untuk mengantisipasi kekurangan ruang perawatan pasien Covid-19.
Ketua Satgas NU Peduli Covid-19, Muhammad Makky Zamzami mengungkapkan, memastikan ruang perawatan tidak kekurangan menjadi tantangan baru yang harus dilakukan oleh pemerintah. Jika kasus terkonfrmasi masih menembus angka yang cukup signifikan maka secara otomatis ruang perawatan akan berkurang.
“Semakin meningkatnya kasus Covid-19 tempat perawatan tidak akan terlalu meningkat karena terbatas. Artinya kalau terus menerus naik itu bahaya untuk Faskes kita, apalagi tenaga medis sudah mulai terkena,” kata Makky Zamzami kepada NU Online, Jumat (4/11).
Ia menegaskan, solusi dari persoalan tersebut adalah dengan bersama-sama menyiapkan segala kebutuhan untuk mengendalikan Covid-19. Tidak hanya itu, masyarakat wajib melaksanakan protokol kesehatan supaya dapat menekan angka Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Kata dia, itu merupakan satu-satunya solusi yang rasional dibandingkan dengan gerakan-gerakan lain.
“Satu-satunya alternatif solusi adalah mengendurkan (angka Covid-19) agar tidak naik. Dengan protokol kesehatan di semua lini yang harus dijalankan terutama dalam menghadapi libur panjang ini,” tuturnya.
Selain dinilai akan mengakibatkan kurangnya ruang perawatan pasien Covid-19, meningkatnya angka pasien Covid-19 di Indonesia akan berdampak pada banyaknya peralatan yang dibutuhkan Rumah Sakit. Bahkan, tenaga medis sendiri sangat berpotensi kekurangan jika mengandalkan tenaga medis yang ada.
Persoalan ini ternyata sudah dikeluhkan beberapa daerah sejak beberapa waktu yang lalu, misalnya saja oleh Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler mengatakan, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Leimena sempat mengeluhkan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dan tenaga medis untuk menangani pasien virus corona (Covid-19). RSUP Leimena, kata dia, termasuk rumah sakit rujukan yang ditetapkan pemerintah.
"Ambon ada 2 rumah sakit rujukan Covid-19. Yakni RSUD Haulussy dan RSUP Leimena, kalau RSUD Haulussy fasilitas cukup, sementara yang kendala RSUP Leimena minim sekali terutama APD," ujarnya.
Serupa juga dialami Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten. Atas meningkatnya kasus Covid-19 di Tangsel, sempat dari 223 kamar pelayanan pasien Covid-19 yang ada di 1 RSU dan 12 RS Swasta di Tangerang Selatan, penuh. Karena itu, Pemkot terus berusaha agar tidak terjadi lagi peristiwa terbatasnya ruang perawatan pasien.
“Tadi saya video conference dengan para direktur rumah sakit. Ada beberapa hal yang mesti disinkronisasi, dan sudah ada solusinya. Pemanfaatan rumah lawan Covid-19 pun juga kita maksimalkan dengan rumah sakit-rumah sakit yang ada," kata Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany kepada wartawan.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua