Jakarta, NU Online
Peradaban manusia di Indonesia sejak dulu diabadikan melalui karya, baik prasasti, manuskrip, kitab, lukisan dan peninggalan sejarah lainnya. Salah satu karya yang banyak diwariskan adalah manuskrip dan kitab ilmu agama yang selama ini dikumpulkan di perpustakaan dan musium.
"Sayangnya tidak banyak masyarakat yang yang mengetahui informasi dari manuskrip karya nilai sejarah. Selain itu banyak manuskrip di masyarakat yang tidak terjaga dan terawat dengan baik," ujar Staf Ahli Menag yang juga guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurahman.
Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan Bloger Yogyakarta bersama Kompasiana di Musium Sonobudoyo Yogyakarta, Sabtu (20/10) yang mengangkat tema "Mengenal Peradaban melalui Manuskrip".
"Inilah yang melatarbelakangi Kementerian Agama dan Kompasiana mengajak Kompasioners Yogya mengenal peradaban melalui manuskrip, serta turut menjaga, melestarikan dan mencintai manuskrip," sambungnya.
Diskusi ini juga menghadirkan narasumber, Kepala Seksi Koleksi Konservasi Ery Sutiyadi, ST. MA. dari Musium Sonobudoyo, Yogyakarta serta Fajar Wijanarko, staf di bagian pengelola koleksi Filologi. Kegiatan ini diikuti sekitar 50 bloger yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya. (Red: Ahmad Rozali)