Nasional

Ketua LD PBNU Ingatkan Pendakwah Jaga Lisan agar Tak Hina dan Rendahkan Orang Lain

Jumat, 20 Desember 2024 | 06:00 WIB

Ketua LD PBNU Ingatkan Pendakwah Jaga Lisan agar Tak Hina dan Rendahkan Orang Lain

Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (19/12/2024). (Foto: NU Online/Haekal)

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) mengingatkan para pendakwah atau dai untuk menjaga lisan agar tidak mengucapkan perkataan yang mencela, menghina, dan merendahkan orang lain.


Menurutnya, fenomena yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa mulai ada kelonggaran dalam menjaga prinsip dakwah yang seharusnya menjadi pedoman bagi seluruh dai.


Ia menjelaskan bahwa dalam Muqaddimah Qanun Asasi li Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari menegaskan pentingnya dakwah yang dilakukan dengan cara yang menyejukkan hati.


"(Menyejukkan hati itu) berarti menghindarkan diri dari ucapan-ucapan yang melecehkan, merendahkan, menghina, berbau sumpah serapah dan lain sebagainya," kata Gus Aab di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).


Cara seperti itu, kata Gus Aab, akan menghasilkan dakwah yang ramah, bukan dakwah yang penuh dengan amarah, sehingga menghadirkan dakwah yang santun, merangkul dan tidak pernah memukul, membina dan tidak menghina.


"Dakwah yang membela sehingga menghindari ucapan-ucapan yang mencela," jelasnya.


Lebih lanjut, Gus Aab menekankan bahwa dakwah yang dilakukan dengan niat yang baik, yaitu karena Allah, akan terus berlanjut dengan baik. Jika niat berdakwah benar, maka akan mendapatkan keberkahan dan tidak ada gangguan apa pun yang bisa menghentikan langkah saat berdakwah.


"Tapi kalau dilakukan bukan karena Allah, apa pun caranya Allah akan mengehentikan dengan cara yang Allah mengetahui itu," ujarnya.


Gus Aab juga menegaskan bahwa para dai, khususnya dai muda, tidak perlu merasa takut terhadap serangan atau hinaan yang mungkin datang dari pihak tertentu.


Ia menjelaskan, salah satu sifat yang harus dimiliki oleh dai yaitu keteguhan hati untuk tidak takut menerima cacian atau hinaan, asalkan yang disampaikan adalah kebenaran.


"Selama itu standar dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kaidah, tidak perlu khawatir dai-dai sekalian akan mendapatkan bullying atau degradasi yang menurunkan pamornya, karena itu hanya akan berlaku jika niat dan tujuan dakwahnya tidak didasarkan pada niatan-niatan yang tulus yang telah diajarkan oleh Hadratussyekh dan salafusshaleh di lingkungan NU," terangnya.