Kiai Said Tegaskan Kemajuan Teknologi Jangan Jadikan Manusia Sombong
Sabtu, 19 September 2020 | 08:59 WIB
Kiai Said menegaskan ilmu dan kemajuan yang didapatkan manusia jangan menjadikan sombong. (Foto: Dok NU Online)
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang saat ini dirasakan jangan menjadikan manusia sombong dan takabur. Jika dibandingkan dengan kekuasaan dan ilmu dari Allah SWT, semua ini belum ada apa-apanya.
Ilmu yang dimiliki manusia tidaklah sebanding dengan ilmu yang dimiliki pencipta alam semesta ini. Hal ini sudah ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 85 yang artinya: "Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit."
"Mengapa ada corona? Di antara hikmahnya menurut saya, karena sekarang manusia itu secara umum dalam puncaknya takabbur, puncaknya sombong, dengan ditemukannya digital ini,” tegas Kiai Said, Sabtu (19/9).
Dengan ditemukannya internet dan berbagai teknologi seperti smartphone, manusia sombong karena seakan-akan teknologi itu adalah segalanya dan bisa melakukan semuanya. Manusia mengandalkan teknologi dan mengira itu adalah kunci kebahagiaan dan puncak dari martabat manusia.
“Tapi ternyata dicoba oleh Allah dengan virus yang tidak kelihatan mata, blingsatan (bingung dan panik) semua,” ujarnya.
Para ahli dari berbagai disiplin keilmuan bingung semua dan sampai dengan saat ini belum menemukan vaksin yang ampuh untuk menyembuhkan orang yang terkena corona.
Sehingga, lanjut Kiai Said, ini harus menjadi peringatan bagi semua manusia untuk tidak sombong walaupun capaian manusia sudah dinilai luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia harus tetap sadar diri dengan terus beribadah dan rendah diri dihadapan Allah SWT.
“Kita ini bukan siapa-siapa,” Kiai Said mengingatkan hal ini saat berbicara pada puncak Peringatan Hari Lahir Lembaga Pendidikan Ma’arif NU ke-91 yang dilakukan secara virtual.
Pentingnya ilmu
Namun, Kiai Said pun mengingatkan bahwa ilmu meruoakan hal yang sangat penting yang harus terus dikuasai oleh manusia. Sejarah telah membuktikan bahwa ilmu menjadi infrastruktur dalam membangun puncak peradaban di berbagai belahan dunia.
Ilmu juga menurutnya bisa menjadi ladang pahala yang tidak terputus walaupun seseorang sudah meninggal dunia selain sedekah jariyah dan anak shaleh. "Ilmu lebih manfaat daripada harta, dan keturunan," katanya.
Ilmu, lanjut, Pengasuh Pesantren At-Tsaqafah Jakarta ini mampu lebih lama mengalirkan pahala kepada seseorang karena orang lain akan mengamalkan terus ilmu yang didapatkannya. Jika sedekah dengan harta, maka ketika harta itu habis dan hilang maka terputuslah sedekah itu. Jika memiliki anak yang shaleh, maka ketika anak meninggal dunia maka akan putus doa dari anak itu.
Namun ketika memiliki ilmu yang bermanfaat, maka akan terus mengalir sampai hari kiamat. Ia pu menyebutkan contoh para ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Syafi’I dan ulama lain saat ini terus mendapatkan pahala dari ilmu yang sampai sekarang terus diamalkan oleh umat Islam.
"Itulah hebat dan manfaatnya ilmu pengetahuan," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua