Nasional

Korupsi di Indonesia sudah Naudzubillah

Sabtu, 6 Oktober 2012 | 12:49 WIB

Semarang, NU Online 
Korupsi di Indonesia sudah naudzubillah. Sudah tak bisa dikomentari dengan kata-kata biasa, melainkan hanya bisa disebut dengan ucapan minta perlindungan kepada Allah. 

<>

Sebab kejahatan luar biasa yang sama sekali tak bermoral itu dilakukan oleh orang yang berkuasa dan tanpa rasa bersalah. Terjadi di semua lini pemerintahan dan membangkrutkan negara. 

Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi mengatakan hal itu dalam sambutan dalam Dialog Tentang Peran Ulama dan Tokoh Masyarakat Se-Jawa Tengah dalam Menegakkan Konstitusi dan Gerakan Anti Korupsi di aula lantai III gedung PWNU Jateng, Jl Dr Cipto 180 Semarang, Sabtu (6/10).

“Korupsi di Indonesia ini sudah minta ampun dah. Naudzubillah. Sudah sangat merajalela dan menggurita di mana-mana. Munas NU di Cirebon kemarin telah merekomendasikan agar pelaku korupsi yang membangkrutkan negara dihukum mati.   

Teror KPK
Ketua KPK Abraham Samad mengakui bahwa teror dan intimidasi yang dialami pihaknya sangat keras. Lembaga KPK maupun seluruh personil yang ada di KPK mengalami intimidasi dan teror yang luar biasa. Itu tidak hanya malam tadi, melainkan hampir setiap hari dan telah berlangsung sejak lama. 

“Iya. Teror itu kami alami. Sangat terasa, ada intimidasi kepada kami di KPK,” tuturnya menjawab pertanyaan para wartawan yang berebut mewawancarainya sebelum sesi dialog.

Dalam paparannya Abraham Samad menyampaikan terima kasihnya atas dukungan semua pihak yang begitu luar biasa. Terutama atas kedatangan ribuan tokoh dan masyarakat anti korupsi di gedung KPK tadi malam, usai dikepung polisi berpakaian sipil setelah KPK memeriksa tersangka kasus Simulator SIM Irjen DJoko Susilo 

“Saya sangat berterima kasih atas dukungan masyarakat yang luar biasa kepada KPK. Semalam sampai siang ini di kantor KPK dibanjiri warga yang ingin menyelamatkan KPK, kini saya disupport para ulama NU. Alhamdulillah, terima kasih semuanya,” ujarnya. 

Kedatangannya diundang oleh PWNU Jateng dan dikawal Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dan jajaran pengurus Tanfidziyah PBNU. Ketua MK Mahfud MD juga dijadwalkan berdialog dengan hadirin setelah Abraham Samad melayani setiap pertanyaan peserta. 

Terima Petisi
Usai berdialog dengan para ulama, Ketua KPK Abraham Samad mendapat Petisi dari komunitas CICAK (Cinta Indonesia CintA KPK) Jawa Tengah. CICAK yang terdiri atas LSM KP2KKN, LBH Semarang, Pusaka Untag, Pattiro Semarang, PRC KJHAM, The Jateng Institute, GP Ansor Jateng, HMI, KAMMI, BEM Undip, BEM Polines, Komunitas butuh, petani, kaum miskin kota dan lain-lain,  menyampaikan empat statemen dalam petisinya. 

Pertama, menolak dan meminta DPR menghentikan revisi UU KPK. Kedua, mengajak masyarakat khususnya Jawa Tengah untuk menolak segala bentuk tindakan pelemahan KPK. 

Ketiga, mendukung penuntasan kasus yang ditangani PKK, kasus Simulator SIM dan kasus-kasus lainnya, tangkap pelakunya segera. Keempat, mengutuk keras tindakan penjemputan paksa penyidik Polri yang bertugas di KPK oleh Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya. 

Petisi diserahkan pegiat KP2KKN Eko Haryanto, pegiat advokasi Denny Septiviant, Ketua PW GP Ansor Jateng Jabir Al-Faruqi dan seluruh perwakilan masing-masing elemen CICAK. 

Kontributor: Ichwan