Nasional

Lembaga Persahabatan Ormas Islam Peringati Hari Lahirnya yang Keenam

Jumat, 1 Juni 2018 | 12:58 WIB

Jakarta, NU Online
Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) memperingati hari lahir (harlah) yang keenam di Gedung LPOI, Jakarta Pusat, Jumat (1/6). LPOI terdiri atas 14 Ormas Islam, yakni Nahdlatul Ulama, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Mathlaul Anwar, Ittihadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Az-Zikra, Al-Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Persatuan Umat Islam (PUI), HBMI, dan Nahdlatul Wathan. 

Peringatan tahunan ini dihadiri Ketua LPOI KH Said Aqil Siroj, Sekretaris Umum H Luthfi A. Tamimi, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, dari Mabes TNI, Direktur Bimas Polda Metro Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, dan Bendahara Umum PBNU H Ing Bina Suhendra, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, dan dari Mabes TNI. 

Dalam sambutannya, Ketua LPOI KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa keberadaan LPOI sangat diharapkan oleh Muslim sebagai tempat silaturahim. 

"Semua mendambakan menjadi satu. Tidak harus melebur, tapi ada forum untuk silaturahim, saling melengkapi, saling tukar informasi," kata Kiai Said. 

Lembaga yang dideklarasikan pada 2012 ini lahir sebelum Indonesia merdeka. Para tokoh-tokoh pendiri ormas ini, kata Kiai Said, merupakan pejuang, seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim. 

"Tokoh-tokoh di ormas LPOI ini semua pejuang merebut kemerdekaan Indonesia. Semuanya punya andil dalam perjuangan merebut kemerdekaan," jelasnya. 

Menurutnya, selama ini LPOI aktif membicarakan hal-hal besar seperti penolakan terhadap kebijakan menteri pendidikan tentang sekolah lima hari. 

Kiai Said juga menyinggung tentang kelompok-kelompok radikal yang ada di Indonesia. Menurutnya, untuk melawan radikalisme dan menjaga NKRI, semua pihak harus bersama-sama bertanggung jawab, bergerak, melangkah sesuai dengan kemampuan masing masing.

"Yang paling penting kita sepakat mengawal NKRI," ucap Kiai Alumnus Universitas Ummul Qura Arab Saudi itu. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)