LTN PBNU Luncurkan Kitab Taysirul Wushul Karya KH Afifuddin Muhajir
Senin, 4 November 2024 | 18:00 WIB
Peluncuran kitab Taysirul Wushul ila 'Ilmil Ushul karya KH Afifuddin Muhajir di lantai 5 gedung PBNU Jakarta pada Senin (4/11/2024). (Foto: NU Online/Aldi)
Ahmad Mundzir
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meluncurkan kitab Taysirul Wushul ila 'Ilmil Ushul karya KH Afifuddin Muhajir di lantai 5 gedung PBNU Jakarta pada Senin (4/11/2024). Acara peluncuran dihadiri oleh jajaran pengurus PBNU dan tokoh-tokoh penting organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.
Kitab yang diterbitkan oleh Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU ini secara resmi diserahkan oleh Ketua PBNU KH Miftah Faqih kepada penulisnya, KH Afifuddin Muhajir. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU Prof H Waryono dan Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar.
Dalam sambutannya, KH Miftahul Akhyar menekankan pentingnya ilmu ushul fiqih dalam menjawab tantangan zaman.
"Ilmu ushul fiqih, ilmu yurisprudensi, adalah ilmu yang sangat kita butuhkan. Ushul fiqh ini membuka lebar kita untuk terus merambah sebagaimana Islam itu shalihun likulli zaman wa likulli makan, selalu eksis sampai kapan pun," ujarnya.
KH Miftahul Akhyar juga menyoroti perlunya kajian ushul fiqih di lingkungan PBNU, khususnya di kalangan syuriyah. "Mestinya di PBNU itu ada kajian khusus terutama di syuriyah, biasanya ushul fiqih dan fiqihnya, lalu amalnya (tindakannya) ya ijtihad itu, istinbath," ujar Kiai Miftach.
Sementara itu, penulis kitab, KH Afifuddin Muhajir, menjelaskan prinsip dasar dari karyanya. "Prinsip kitab ini taysir bukan ta'sir. Mempermudah orang, bukan mempersulit. Taysir ini untuk mubtadi'in, memudahkan orang yang baru belajar ilmu ushul fiqih untuk memahami kitab ushul fiqih," jelasnya.
Prof Muhammad Nuh, salah satu tokoh yang hadir, mengapresiasi karya Kiai Afifuddin sebagai upaya membangun tradisi ilmiah di kalangan umat Islam.
"Membangun tradisi ilmiah di kalangan kita itu sangat berat betul. Kita disuruh cerita bisa berjam-jam, tapi disuruh menulis satu halaman, tidak selesai-selesai. Membangun tradisi akademik ini sangat penting," terang Prof Nuh.
Di antara yang hadir dalam forum ini Katib Aam KH Akhmad Said Asrori, KH Nurul Yaqin Ishaq, KH Miftah Faqih, Habib Ibrahim bin Luthfi Al Atas, KH Tajul Mafakhir, KH Nadhif Abdul Mujib, KH Ma'ruf Khozin, Ketua LTN PBNU H Ishaq Zubaedi Raqib, dan sejumlah kiai lain.
Hamzah Sahal, Sekretaris LTN PBNU, menyampaikan rencana tindak lanjut dari peluncuran kitab ini. "Gus Yahya memerintahkan buku ini dibedah di berbagai pesantren menjelang Ramadhan nanti," ujarnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua